langit7-Jakarta,- - Pengurus dan warga NU harus memegang teguh dua pusaka keramat, sami'na wa atha'na dan tabayun. Hal ini diungkapkan Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar pada Pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Selatan, Ahad (22/9/2024).
Kiai Miftach menjelaskan bahwa dalam sami'na wa atha'na (mendengar dan menaati) terkandung mahabbah (kecintaan) dan kesatuan yang sering disebut juga sebagai tegak lurus.
Baca juga:
Prof Abdul Mu'ti Dapat Tugas Khusus dari Presiden Perancis Untuk Jelaskan Kemajemukan di Indonesia Dengan pusaka ini menurutnya NU akan menjadi organisasi yang sistemik. "NU adalah organisasi tradisional yang terkenal memiliki kelonggaran dan ma'fu. Namun di kepengurusan saat ini NU menjadi organisasi sistemik berdasarkan aturan," katanya.
Sementara tabayun lanjut Kiai Miftach, menjadi pusaka keramat NU untuk memastikan pengurus dan warga NU tidak terombang-ambing dan terseret derasnya arus informasi di era digital.
Menghadapi informasi terkait kebijakan PBNU, warga dan pengurus harus membudayakan tabayun. "Jangan ikut-ikut menyebarkan informasi yang tidak jelas. Saat ini banyak orang-orang yang bertopeng," ungkapnya.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung H Puji Raharjo meminta kepada para pengurus PCNU Lampung Selatan masa khidmat 2024-2029 untuk langsung langsung bekerja dan berkiprah bagi umat.
Menjadi pengurus NU merupakan tanggung jawab besar di tengah tantangan zaman yang semakin berat. "Langsung kerja, tangani pendidikan, tangani ekonomi, tangani kesehatan. Semoga segera ada RS NU di Lampung Selatan," katanya.
(ori)