LANGIT7-Jakarta,- - Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal dengan Gus Miftah resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Acara pelantikan digelar di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Sebelumnya Gus Miftah menjadi salah satu dari figur publik yang dipanggil Prabowo Subianto ke kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Gus Miftah mengungkapkan bahwa Prabowo meminta dirinya untuk fokus membantu di bidang moderasi dan toleransi.
Penyematan jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden pada Gus Miftah menjadi perhatian publik. Pasalnya meski berstatus sebagai pendakwah, namun imej Gus Miftah di mata publik kurang baik.
Baca juga:
Revolusi Pendidikan? Ini Rencana Menteri Abdul Mu'tiBeberapa langkahnya dinilai kontroversial, mulai dari berceramah di gereja, menoyor kepala istri, hingga berdakwah di klub malam.
Belum lama ini, melalui akun Instagram @pengajiangusmiftah, terungkap pemuka agama lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menghadiri perayaan ulang tahun salah satu klub malam di Bali.
Selain berdakwah, menurut unggahan tersebut, Gus Miftah memberikan umrah gratis untuk mbak-mbak LC (lady companion) dari klub Boshe Bali.
Sebagai informasi, LC adalah pendamping yang bertugas menemani atau menghibur tamu karaoke.
"Mbak-mbak LC dari @boshebali mendapat umrah gratis dari Gus Miftah," bunyi keterangan unggahan tersebut.
Akun @pengajiangusmiftah juga mengutip kata-kata Gus Miftah saat berdakwah. Gus Miftah mengatakan, "Jangan pernah menghina pendosa seolah-olah kamu tidak pernah berbuat dosa,".
Unggahan tersebut pun banjir komentar dari warganet. Ada yang mempertanyakan hukumnya berdakwah di tempat maksiat.
"Astagfirullah emang dalam hadits seorang ulama/kyai boleh apa ke tempat maksiat? Setau gue ga boleh karena itu tempat haram," kata akun @yu**si***8.
Pertanyaan tersebut kemudian ditanggapi oleh warganet lainnya. Menurutnya, berdakwah adalah merangkul semua orang dari berbagai kalangan.
"Begitulah dakwah bisa disampaikan dengan berbagai cara, indah dg merangkul tidak 'menggurui' ini yang tidak semua da'i/kyai/ulama bisa melakukannya...," tulis akun @ba*****02.
(ori)