LANGIT7.ID-Belakangan ini lagi ramai puisi berbahasa Arab yang diperdendangkan dalam lagu, sering dikenal dengan 'Tob Tobi Tob'.
Rupanya syair tersebut sampai juga di telinga Ustadz Adi Hidayat. Nah, dalam sebuah momen, Ustadz Adi Hidayat melantunkan syair tersebut di hadapan sahabat-sahabatnya.
Dengan lancar sosok yang akrab dengan sebutan UAH tersebut melantunkan syair tersebut. Saat kata terakhir tersebutkan 'tob tobi tob', para sahabatnya lalu menyambutnya dengan tawa riang.
Rupanya apa yang dilakukan Ustadz Adi Hidayat memancing reaksi luas netizen. Mereka rata-rata terkesan dengan kemampuan Ustadz Adi Hidayat menghafal syair yang susah tersebut.
"Kecerdasan uas adalah anugerah dr Allah swt bwt umat muslim indonesia,sehat selalu ustadz," komentar salah satu netizen.
Netizen lain berkomentar, "MasyaAllah ustadz sehat selalu." Ada juga yang berkomentar, "Maa syaa allah ustad... Gambarann penghuni syurga yg singgah ke bumi."
Lirik Syair dan TerjemahanKalau kamu juga ingin menghafalkan syair dari 'tob tobi tob', berikut adalah syair dan terjemahannya:
صَوْتُ صَفيرِ البُلْبُلِ هَيَّجَ قَلْبِيَ الثَمِلِالمَاءُ وَالزَّهْرُ مَعَاً مَعَ زَهرِ لَحْظِ المُقَلِ
Suara siulan burung bulbul menggetarkan hatiku yang mabuk – Air dan bunga, beserta mekarnya sekilas pandangan mata.
وَأَنْتَ يَاسَيِّدَ لِي وَسَيِّدِي وَمَوْلَى لِيفَكَمْ فَكَمْ تَيَّمَنِي غُزَيِّلٌ عَقَيْقَلي
Dan engkau, tuanku, penguasaku, dan pelindungku – Seberapa sering, seberapa sering seekor rusa kecil dengan kalung memikat aku.
قَطَّفْتُ مِنْ وَجْنَتِهِ مِنْ لَثْمِ وَرْدِ الخَجَلِفَقَالَ لاَ لاَ لاَ ثم لاَ لاَ لاَ وَقَدْ غَدَا مُهَرْوِلِ
Kupetik dari pipinya, mencium bunga mawar penuh rasa malu – Dia berkata, “Tidak, tidak, tidak, tidak,” dan kemudian berlari cepat.
وَالخُودُ مَالَتْ طَرَبَاً مِنْ فِعْلِ هَذَا الرَّجُفَوَلْوَلَتْ وَوَلْوَلَتُ وَلي وَلي يَاوَيْلَ لِي
Gadis belia itu terbuai kegembiraan karena tingkah lelaki ini – Dia meratap dan meratap, “Celakalah aku, celakalah aku, oh celakalah aku!”
فَقُلْتُ لا تُوَلْوِلِي وَبَيِّنِي اللُؤْلُؤَ لَيقَالَتْ لَهُ حِيْنَ كَذَا انْهَضْ وَجِدْ بِالنَّقَلِ
Baca Juga: Megengan, Warisan Budaya Islam-Jawa yang Masih Bertahan
Aku berkata, “Jangan menangis dan perlihatkan kepadaku mutiaramu.” – Lalu dia berkata kepadanya, “Bangunlah dan berusahalah dengan sungguh-sungguh.”
وَفِتْيَةٍ سَقَوْنَنِي قَهْوَةً كَالعَسَلَ لِيشَمَمْتُهَا بِأَنْفِي أَزْكَى مِنَ القَرَنْفُلِ
Dan para pemuda memberiku kopi semanis madu. – Aku menciumnya dengan hidungku, lebih harum dari cengkeh.
فِي وَسْطِ بُسْتَانٍ حُلِي بالزَّهْرِ وَالسُرُورُ لِيوَالعُودُ دَنْ دَنْدَنَ لِي وَالطَّبْلُ طَبْ طَبَّلَ لِي
Di tengah taman yang dihiasi bunga-bunga dan kegembiraan bagiku – Kecapi berbunyi “dun dun dun” untukku, dan genderang berbunyi “tob tob” untukku.
طَب طَبِ طَب طَبِ طَب طَب طَبَ ليوَالسَّقْفُ قَدْ سَقْسَقَ لِي وَالرَّقْصُ قَدْ طَبْطَبَ لِي
“Tob Tobi Tob Tob Tob Tob Tob Tob Tob” untukku – Atapnya berguncang “saq saq saq” bagiku, dan tariannya menyenangkanku.
شَوَى شَوَى وَشَاهِشُ عَلَى وَرَقْ سَفَرجَلِوَغَرَّدَ القَمْرُ يَصِيحُ مِنْ مَلَلٍ فِي مَلَلِ
Suara merdu terdengar di antara dedaunan pohon pir – Bulan bersinar terang, tak menghapus Impian-impian indahku.
فَلَوْ تَرَانِي رَاكِباً عَلَى حِمَارٍ أَهْزَلِيَمْشِي عَلَى ثَلاثَةٍ كَمَشْيَةِ العَرَنْجِلِ
Baca Juga: Memahami Konsep Kasih Sayang dalam Islam Menurut Hadis
Dan andai kau melihatku menunggang keledai kurus – Berjalan dengan tiga kaki seperti pincangnya seseorang.
وَالنَّاسُ تَرْجِمْ جَمَلِي فِي السُوقِ بالقُلْقُلَلِوَالكُلُّ كَعْكَعْ كَعِكَعْ خَلْفِي وَمِنْ حُوَيْلَلِي
Orang-orang mengomentari keindahan di pasar dengan kehebohan – Semuanya berceloteh “ka ka ka” di belakangku dan di sekelilingku.
لكِنْ مَشَيتُ هَارِبا مِنْ خَشْيَةِ العَقَنْقِلِيإِلَى لِقَاءِ مَلِكٍ مُعَظَّمٍ مُبَجَّلِ
Tapi aku berjalan pergi, melarikan diri dari rasa malu – Untuk menemui seorang raja agung yang terhormat.
يَأْمُرُلِي بِخِلْعَةٍ حَمْرَاءُ كَالدَّمْ دَمَلِيأَجُرُّ فِيهَا مَاشِياً مُبَغْدِدَاً للذيَّلِ
Yang memberiku jubah merah seperti warna darah – Aku berjalan dengan penuh keanggunan, membiarkan ujungnya berkibar.
أَنَا الأَدِيْبُ الأَلْمَعِي مِنْ حَيِّ أَرْضِ المُوْصِلِنَظَمْتُ قِطَعاً زُخْرِفَتْ يَعْجَزُ عَنْهَا الأَدْبُ لِي
Aku adalah penyair cerdas dari tanah Arab – Aku merangkai syair indah yang membuat para pujangga terkesima.
أَقُولُ فِي مَطْلَعِهَا صَوْتُ صَفيرِ البُلْبُلِ
Aku berkata dalam pembukaannya, “suara kicauan burung bulbul”.***
(hbd)