LANGIT7.ID-Sebagai salah satu negeri dengan penduduk muslim terbesar dunia, Indonesia tidak kekurangan tokoh panutan intelektual Islam. Salah satunya KH Said Aqil Siradj.
Kiprahnya dalam memajukan perabadan Islam patut mendapat apresiasi. Sosok yang pernah menjadi Ketua Umum PBNU ini juga merupakan tokoh di balik pendirian Universitas Nahdlatul Ulama (UNU).
Tidak banyak yang tahu kalau Said Aqil ternyata juga memiliki silsilah atau nasab yang tersambung ke Nabi Muhammad saw.
Untuk lebih jelasnya, mari simak sejumlah fakta menarik berikut, dikutip dari muslimchoice.com:
1. Silsilah dan nasab tersambung ke Nabi Muhammad SAWSebagian masyarakat Indonesia mungkin masih banyak yang tidak tahu bahwa Kiai Said merupakan eorang “Habib” alias keturunan (dzurriyah) Rasulullah SAW. Berikut silsilah lengkap Kiai Said:
KH. Said Agil Siradj bin KH Agil bin KH Siradj bin KH Said (gedongan) bin KH Murtasim bin KH Nuruddin bin KH Ali bin Tubagus Ibrahim bin Abul Mufakhir (Majalengka) bin Sultan Maulana Mansur (Cikaduen) bin Sultan Maulana Yusuf (Banten) bin Sultan Maulana Hasanuddin bin Maulana Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati) bin Abdullah bin Ali Nurul Alam Syeh Jumadil Kubro bin Jamaludin Akbar Khan bin Ahmad Jalaludin Khan bin Abdullah Khan bin Abdul Malik al-Muhajir (Nasrabad India) bin Alawi Ammil Faqih ( Hadrulmaut) bin Muhammad Shohib Mirbat Ali Kholi’ Qosam bin Alawi atsani bin Muhammad Shohibus Saumi’ah bin Alawi Awwal bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa ArRumi bin Muhammad an Naqib bin Ali ‘Uraidhi bin Ja’far as Shodiq bin Muhammad al Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein As-Sibth bin Ali bin Abi Thalib wa Fathimah Az-Zahra Ra binti Sayyidina wa Maulana Rasulullah Muhammad SAW.
2. Tokoh di balik UNU Sejak tahun 2010-2015, NU dibawa beliau berhasil mendirikan 25 universitas dan selama 2016-2021, ratusan perguruan tinggi telah didirikan. Energibangsa.com, menyebut sebanyak 143 kampus NU didirikan dalam komitmen meningkatkan pendidikan warga NU dan warga bangsa Indonesia secara umum. Karena bagaimana pun, kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari sejauh mana tingkat pendidikan warganya.
3. Ulama daerah berwawasan duniaNegara Indonesia sepertinya beruntung mempunyai ulama pemikir kaliber dunia dengan gagasan tinggi seperti Kiai Said ini. Beliau masuk dalam jajaran tokoh paling berpengaruh di dunia dan menduduki urutan ke 20. Posisi ini lebih tinggi daripada beberapa presiden di negara Muslim seperti presiden Mesir Abdul Fatah Al-Sisi yang berada di urutan (21).
4. Komitmen menjaga NKRICapaian Kiai Said menahkodai NU memiliki komitmen melawan radikalisme dan terorisme di Indonesia. Posisi beliau sebagai Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormasi Islam (LPOI) dan keberaniannya untuk melawan ancaman terorisme, patut menjadi catatan penting capaian beliau di mana radikalisme-terorisme masih menjadi ancaman bangsa Indonesia.
5. Kiai yang aktif sebagai penulis/intelektualDari sisi keilmuan, beliau dikenal sebagai kiai yang bukan saja alim, tetapi juga akademisi. Karya-karyanya banyak menginspirasi akademisi di belahan dunia. Adapun yang terbaru Kiai Said telah menulis buku berjudul “Allah dan Alam Semesta: Perspektif Tasawuf Falsafi”. Buku tersebut berasal dari hasil disertasi Kiai Said untuk mencapai gelar doktor di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Aqidah Filsafat, Universitas Umm Al-Qura, Mekkah, Arab Saudi
Selain buku tersebut, masih banyak beberapa karya tulis Kiai Said di antaranya:
1. Rasail al-Rusul fi al-‘“Ahdi al-jadid wa Atsaruha fi al-Masihiyah (Pengaruh Surat-Surat para rasul dalam Bibel terhadap Perkembangan Agama Kristen), thesis dengan nilai memuaskan, (1987).
2. Allah wa Shillatuhu bi al-Kaun fi al-Tasawwuf al-Falsafi (Hubungan Antara Allah dan Alam Perspektif Tasawwuf Falsafi), desertasi dengan nilai Cum Laude di promotori Prof. Dr. Mahmud Khofaji (1994) Ahlussunah wal jama’ah, Lintas Sejarah (1997).
3. Islam Kebangsaan, Figih Demokratik kaum Santri (1999), Kyai Menggugat, Mengadili Pemikiran Kang Said (1999), Ma ‘rifatullah, Pandangan Agama-Agama, Tradisi dan Filsafat (2003), Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Mengedepankan Islam sebagai Inspirasi bukan Aspirasi (2006).(*)
(hbd)