Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 18 Mei 2025
home community detail berita

Aleut, Komunitas Jalan Kaki Bersama Susuri Situs Bersejarah di Jawa Barat

lusi mahgriefie Kamis, 17 April 2025 - 11:59 WIB
Aleut, Komunitas Jalan Kaki Bersama Susuri Situs Bersejarah di Jawa Barat
Komunitas Aleut bermarkas di Bandung, Jawa Barat. Foto: @komunitasaleut
LANGIT7.ID-, Bandung - - Hal menyenangkan adalah berkumpul bersama orang-orang yang memiliki hobi sama serta punya visi misi yang sejalan. Seperti halnya Komunitas Aleut, sebuah komunitas pejalan kaki yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat. Berdiri sejak tahun 2006.

Aleut dalam bahasa Sunda berarti sekelompok orang yang berjalan berbanjar atau beriringan sebagaimana para petani beramai-ramai melintasi jalan setapak. Ini pula yang kerap dilakukan Komunitas Aleut. Mereka beriringan keliling kota. Trotoar dan gang-gang dalam perkampungan di Kota Bandung yang semakin sempit, memaksa mereka berjalan berbanjar seperti orang antre.

Terbentuknya Komunitas Aleut berangkat dari kegelisahan terhadap kondisi kota. Nama ini diambil dari Bahasa Sunda "Ngaleut", yang artinya berjalan beriringan. Maka, komunitas tersebut kerap "ngaleut" menyusuri situs penting dengan berjalan kaki.

Tujuan komunitas dengan jargon "Ngaleut: tjara asjik mengenal Bandoeng" itu adalah belajar bersama-sama mengenali sejarah.

Asal Mula Komunitas Aleut

Menilik asal mula Komunitas Aleut berdiri, diawali oleh Ridwan Hutagalung, Direktur Program Radio Mustika FM Bandung, yang mencetuskan acara ”Afternoon Coffee” di radionya. Sepekan sekali acara ini menyajikan wawasan sejarah Kota Bandung yang sebagian besar bersumber dari buku karya Haryoto Kunto, Wadjah Bandoeng Tempo Doeloe.

Kemudian pada pertengahan 2005, mahasiswa baru Jurusan Sejarah Universitas Padjadjaran mengikuti ospek. Panitia mengusulkan agar ospek kali ini tidak lagi bernuansa kekerasan. Lalu dari situ muncullah gagasan mengunjungi situs-situs sejarah Kota Bandung dengan melibatkan Ridwan.

Acara tersebut rupanya mendapat respons bagus dari para mahasiswa baru. Dari situ muncul gagasan mendirikan komunitas yang kemudian pada 2006 resmi bernama Komunitas Aleut. Bentuk acaranya masih sama, jalan-jalan keliling kota untuk mengetahui lebih jauh tentang situs-situs sejarah.

Baca juga: Deretan Komunitas Jalan Kaki di Indonesia yang Bisa Diikuti, Sehat Sekaligus Fun

Belasan anggota Komunitas Aleut pernah menjelajahi situs-situs sejarah China Town di Bandung dengan berjalan berderet menelusuri jalan-jalan sempit atau trotoar. Mereka mengunjungi Masjid Al-Imtijaz milik komunitas Muslim Tionghoa di Jalan ABC dekat Sungai Cikapundung.

Pernah pula mereka mengelilingi daerah Pasar Baru. Ngaleut berakhir di Wihara Satya Budhi di Jalan Kelenteng. Mereka melihat dan menelisik perkembangan etnis Tionghoa di Bandung hingga mereka fasih berbahasa Sunda. Serta, cara mereka bertahan hidup. Dalam setiap kegiatan, mereka berdiskusi kemudian menyampaikan ulang dalam bentuk tulisan.

"Awalnya hanya sekadar mengobati penasaran dengan keterangan yang dijelaskan dalam buku sejarah Haryoto Kunto," kata Ridwan mengutip dari laman resmi Komunitas Aleut, dilihat Jumat (17/4). Belakangan, referensi mereka makin berkembang, termasuk buku karya Us Tiarsa dan beberapa buku lain yang membincang sejarah Jawa Barat, khususnya Bandung.

Rupanya, anggota Aleut banyak menemukan data menarik dari warga sekitar yang justru tidak ada di dalam buku sejarah. Misalnya, ketika mereka berkunjung ke kawasan Braga, mereka tiba di Kampung Affandi. Di dalam buku sejarah tidak pernah mereka jumpai asal-muasal nama kampung ini. Namun, warga menjelaskan bahwa dahulu kala hidup tuan tanah yang memiliki tanah luas di Braga, namanya Haji Affandi. Maka, kampung itu bernama Kampung Affandi.

Aleut, Komunitas Jalan Kaki Bersama Susuri Situs Bersejarah di Jawa Barat(Salah satu kegiatan Aleut, ngaleut buku Selamat Tinggal Hindia karya Pans Schomper. Mengunjungi beberapa tempat di Cihapit dan sekitarnya untuk melihat jejak-jejak kamp yang pernah dimasuki oleh Pans Schomper dan keluarganya. Foto: @komunitasaleut)

Tak Hanya Jalan Kaki, Tapi Juga Belajar Menulis

Aleut kemudian mencoba merangsang anggotanya untuk belajar menulis, menulis apa saja yang mereka temukan selama ngaleut. Semula, mereka hanya menulis apa yang ditemui dan dipersepsi tentang situs sejarah. Lalu, mereka mencoba menulis dengan menggunakan literatur sehingga tulisan tentang situs sejarah itu lebih berbobot.

Untuk menambah kualitas tulisan, Aleut menggelar sejenis workshopmenulis. Para anggota Aleut dipersilakan untuk memperdalam kemampuan menulisnya dengan bimbingan beberapa anggota Aleut lain yang menjadi mentor.

Tulisan-tulisan anggota Aleut ini kemudian diunggah ke blog Aleut di https://komunitasaleut.com. Blog ini menjadi salah satu blog komunitas paling aktif.

"Sekarang ada sekitar 600 tulisan yang semuanya karya anggota Aleut," kata Arya Vidya Utama, koordinator Komunitas Aleut. Bahkan, beberapa anggota Komunitas Aleut menulis buku. Saat ini sedikitnya ada enam buku hasil karya mereka, baik karya perseorangan maupun keroyokan.

Tak hanya menulis, Aleut bereksperimen dengan mengambil sudut lain dalam memahami situs sejarah. Dalam beberapa kesempatan, mereka melakukan uji berdasarkan ilmu fisika dan kimia untuk mengetahui fenomena tertentu di sekitar situs sejarah.

Baca juga: 8 Komunitas Penuh Inspirasi dan Paling Unik di Dunia

Sebagai contoh, saat anggota Aleut menemukan fakta adanya lapisan kecoklatan dan mengilap mirip minyak di atas air danau di sekitar lokasi M. Toha tewas. M. Toha merupakan pahlawan yang menggunakan badannya untuk menutup granat yang dilempar Belanda.

"Meskipun kami belum mendapatkan jawaban yang jelas, eksperimen seperti ini sangat layak dicoba. Kalau tidak salah sudah dua kali kami melakukan eksperimen serupa," kata Ridwan.

Eksperimen tersebut juga untuk menggugah anggota Aleut dalam mengukur seberapa berguna ilmu mereka jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anggota komunitas adalah mahasiswa teknik, matematika, keguruan, dan bahasa dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Pasundan, serta Universitas Telkom.

Bagi yang berminat untuk bergabung dalam komunitas ini, berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan: .
1. Alamat Redaksi & Sekretariat:
Jl. Srielok No. 9, Kelurahan Ancol, Kecamatan Regol
Bandung 40254. CP: 0812-1422-1014

e-mail : komunitasaleut@gmail.com
Instagram : @komunitasaleut

(lsi)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 18 Mei 2025
Imsak
04:25
Shubuh
04:35
Dhuhur
11:53
Ashar
15:14
Maghrib
17:47
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan