LANGIT7.ID-Surabaya; Perbankan syariah bukan sekadar turunan dari sistem ekonomi konvensional, melainkan memiliki fondasi historis dan teologis yang kuat. Hal inilah yang ditegaskan dalam buku Perbankan Syariah: Teori, Praktik, dan Dinamika Global, yang resmi diluncurkan oleh Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) pada Jumat (9/5). Bertempat di Aula Cendrawasih, Gedung Eks Farmasi FEB UNAIR, Kampus B Dharmawangsa, acara ini juga menghadirkan sesi bedah buku dengan para penulis utamanya.
Noven Suprayogi SE MSi Ak, salah satu penulis buku dan dosen di S1 Ekonomi Islam FEB UNAIR, menjelaskan pendekatan penulisan bab pertama buku ini. Ia menekankan bahwa sejarah perbankan syariah sengaja ditempatkan di awal sebagai penguat identitas. “Lembaga perbankan sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu. Larangan riba telah menjadi prinsip sejak turunnya Islam. Kita ingin menggugah kesadaran bahwa Islam pernah jaya. Saatnya kita mengembalikan kejayaan itu melalui penerapan sistem ekonomi Islam,” ungkap Noven dalam keterangannya, Rabu (14/5/2025)..
Buku ini hadir dari kolaborasi antara UNAIR dan penerbit PT Raja Grafindo Persada, yang tak hanya mengedepankan teori, tetapi juga memperhatikan dinamika industri global. Tiga penulis utama turut hadir dalam peluncuran, yakni Bayu Arie Fianto SE MBA PhD (Kepala Program Studi S1 Ekonomi Islam FEB UNAIR), Kindy Miftah SE MSi (Vice President Maybank Syariah dan Dosen Praktisi FEB UNAIR), serta Noven Suprayogi. Diskusi buku dipandu oleh moderator Ida Wijayanti SEi MSEi.
Menurut Bayu, keterlibatan mahasiswa dalam penyusunan buku menjadi salah satu aspek istimewa. “Kami tidak menyusun buku seadanya. Buku tersebut telah melewati proses review dari berbagai pihak termasuk penerbit dan harapannya buku tersebut dapat didistribusikan ke masyarakat,” ujar Bayu. Ia juga menekankan buku ini menggabungkan tiga dimensi penting: fikih, operasional industri, dan riset. Buku ini bahkan telah diperbarui dengan data dan studi kasus terbaru untuk membantu pencarian novelty dalam riset akademik.
Tak hanya itu, peluncuran ini juga menjadi ajang kritik terhadap kondisi literasi publik mengenai ekonomi Islam. Dalam sesi diskusi, Noven menyoroti kurangnya pemahaman mendasar masyarakat terhadap sistem bank syariah, terutama perbedaan mendasar pada akad. Ia menyebut miskonsepsi ini sebagai akibat kurangnya sosialisasi nilai dan cara pandang ekonomi Islam. “Islam melarang untuk meraup keuntungan (riba) dari akad pinjam meminjam,” tegasnya.
Kindy Miftah turut mengulas tantangan praktis yang dihadapi industri perbankan syariah. Ia menilai gap antara teori dan praktik masih cukup besar di kalangan mahasiswa dan masyarakat. “Satu produk bisa menggunakan berbagai akad sesuai prinsip syariah agar tetap patuh pada syariah,” jelasnya. Ia juga menegaskan pentingnya membedakan antara produk dan akad agar tidak terjadi bias dalam pemahaman teknis produk-produk syariah.
Dari sisi kelembagaan, kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif akademik Departemen Ekonomi Syariah UNAIR untuk menjawab tantangan dalam perkembangan industri syariah nasional. Sekretaris departemen, Sulistya, menyampaikan harapan atas lahirnya buku ini. “Melalui kolaborasi dalam penulisan buku ini, diharapkan berbagai tantangan dalam perkembangan industri perbankan syariah dapat terjawab. Lebih jauh, inovasi yang lahir dari perbankan syariah di Indonesia diharapkan mampu menjadi rujukan bagi praktik perbankan syariah di tingkat internasional,” jelas Sulistya.
Dengan pendekatan multidisiplin dan konten yang terus diperbarui, buku ini digadang-gadang akan menjadi referensi penting dalam riset, termasuk skripsi, tesis, maupun disertasi. Lebih dari sekadar produk akademik, buku ini juga menjadi representasi upaya konkret untuk memperkuat sistem keuangan berbasis syariah di Indonesia dan dunia.
(lam)