LANGIT7.ID-,  Jakarta -  -  Indonesia akhirnya memiliki produsen paku tembak kumparan (coil nail) lokal yang hampir satu dasawarsa terakhir bersandar dari 
produk impor. Artinya, salah satu turunan 
industri besi dan baja Indonesia mengalami kemajuan.
Manajer Penjualan Golden Coil Nails Chandra Chiko berharap pemerintah dapat melindungi dan mendukung produksi paku tembak kumparan dalam negeri agar dapat bersaing dengan produk impor. 
Baca juga: Wamendag Roro: Beli Produk Lokal, Investasi untuk Budaya IndonesiaDia menegaskan, masyarakat Indonesia sejatinya terampil dan memiliki kualitas yang mumpuni.
"Sekarang tinggal 
regulasinya saja mendapat dukungan dan perlindungan dari pemerintah. Pasalnya banyak merek paku tembak kumparan yang beredar di Indonesia merupakan barang impor," ucap Chandra dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (23/5/2025). 
Menurutnya, kualitas paku tembak kumparan lokal tidak kalah kualitasnya dibanding produk impor. Bahkan,
pelayanan purna jual dari perusahaannya pun cukup lengkap. 
"Saat ini Indonesia lewat Golden Coil Nails tidak hanya mampu membuat coil nail tetapi juga sudah mampu terkait reparasi mesin tembak (gun nailer) yang rusak. Anak-anak Indonesia hebat, mereka sekarang terampil dan terbukti mampu secara teknikal memperbaiki gun nailer yang rusak," ungkapnya.
Dia menambahkan, selama ini para pengrajin pallet atau kemasan kayu lainnya kerap kesulitan mendapatkan produk paku tembak dan hanya mengandalkan produk impor asal China. 
Selain ketersediaan yang cukup langka, harga paku tembak kumparan kerap naik mengikuti fluktuasi nilai tukar dollar.
Baca juga: Gobel: Penggunaan Produk Dalam Negeri Wujud Nasionalisme"Dulu memang karena belum ada yang bisa bikin, sekarang sudah ada. Kami berharap aturan impor khusus barang jadi berbahan besi dan baja dapat kembali dibatasi impornya," ujarnya.
"Selagi di dalam negeri kita mampu produksi, kenapa harus impor. Itu barang-barang dari China, apapun itu, produknya murah-murah sekali harganya. Bahkan tidak masuk akal bagi kami yang produksi sendiri di Indonesia," katanya.
Dalam sebulan, Golden Coil Nails yang sudah berjalan empat tahun mampu memproduksi 3.000 dus coil nail. 
Penyebaran pelanggan saat ini terdiaspora mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Pulau Dewata Bali.
Chandra berharap industri besi dan baja dalam negeri, khususnya paku tembak kumparan, dapat diperhatikan dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan produsen dalam negeri. 
Ada keberpihakan terhadap produk lokal yang dampaknya bisa dirasakan secara menyeluruh masyarakat.
Baca juga: Paku Tembak Lokal Siap Bersaing dengan Barang-Barang Impor"Kami tidak anti dengan barang impor, bukan, tapi jika terbukti mampu memproduksi sendiri (lokal) yang baik secara kualitas dan ketersedian (stok) tentunya bakal membantu mengurangi berkurangnya cadangan mata uang asing yang dibawa keluar," ujarnya.
(est)