langit7-Beirut,- - Usai ledakan pager secara hampir bersamaan terjadi di Lebanon, kini hal serupa terjadi pada walkie-talkie. Merespons hal ini, perusahaan pembuat walkie-talkie pun membantah. Ia menyebutkan, kemungkinan itu adalah barang palsu dan bukan yang dibuat pihaknya.
Seorang eksekutif penjualan di anak perusahaan pembuat walkie-talkie Jepang Icom di Amerika Serikat mengatakan bahwa perangkat radio yang meledak di Lebanon, tampaknya merupakan produk tiruan dan bukan dibuat oleh Icom.
“Saya jamin itu bukan produk kami,” kata Ray Novak, manajer penjualan senior divisi radio amatir Icom Amerika, dalam sebuah wawancara hari Rabu di sebuah pameran dagang di Providence, Rhode Island, melansir
apnews.com, Kamis (19/9/2024).
Baca juga:
Usai Ledakan Pager Massal di Lebanon, Kini Walkie-Talkie Meledak Tewaskan 14 OrangNovak mengatakan, Icom memperkenalkan model radio dua arah V82 lebih dari dua dekade lalu dan sudah lama dihentikan. Ini disukai oleh operator radio amatir dan untuk digunakan dalam komunikasi sosial atau darurat, termasuk oleh orang-orang yang melacak tornado atau angin topan, katanya.
Novak menambahkan, sepanjang hari ia menerima panggilan telepon dan mencoba meluruskan informasi yang salah tentang perangkat Icom yang dihentikan produksinya itu. Ia menunjukkan kepada reporter melalui ponselnya betapa mudahnya menemukan versi palsu dari produk yang dijual secara online.
Sementara itu, melansir dari cnn.com, Kamis (19/9/2024), perusahaan Jepang Icom mengatakan bahwa model walkie-talkie yang terkait dengan ledakan di Lebanon telah dihentikan produksinya satu dekade lalu.
Perusahaan tersebut juga mengatakan tidak dapat menentukan apakah walkie-talkie tersebut palsu atau dikirim dari perusahaannya.
“IC-V82 adalah radio genggam yang diproduksi dan diekspor, termasuk ke Timur Tengah, dari tahun 2004 hingga Oktober 2014. Produk ini dihentikan sekitar 10 tahun yang lalu dan sejak itu, tidak lagi dikirimkan dari perusahaan kami,” ungkap perwakilan dari Icom.
Perusahaan mengatakan, produksi baterai pada perangkat tersebut juga dihentikan dan “segel hologram untuk membedakan produk palsu tidak dipasang, sehingga tidak mungkin untuk memastikan apakah produk tersebut dikirim dari perusahaan kami.”
Kementerian Komunikasi Lebanon mengatakan bahwa walkie-talkie yang digunakan dalam serangan hari Rabu, yang menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 450 lainnya, adalah model yang sudah tidak diproduksi lagi.
Radio IC-V82 tidak dipasok oleh agen yang diakui, tidak memiliki izin, dan tidak diperiksa oleh dinas keamanan, kata kementerian tersebut.
Icom mengatakan, semua radionya diproduksi di Prefektur Wakayama di bawah sistem manajemen yang ketat untuk memastikan “tidak ada komponen selain yang ditentukan oleh perusahaan kami yang digunakan dalam suatu produk.”
“Semua radio kami diproduksi di pabrik yang sama, dan kami tidak memproduksinya di luar negeri,” katanya.
Dikatakan juga bahwa produk untuk pasar luar negeri dijual secara eksklusif melalui distributor resmi, dan mereka melakukan “kontrol ekspor yang ketat” berdasarkan peraturan perdagangan keamanan pemerintah.
Diberitakan sebelumnya, walkie-talkie, peralatan tenaga surya, dan perangkat lainnya meledak tiba-tiba di lokasi pemakaman tiga anggota Hizbullah dan seorang anak, yang merupakan korban tewas akibat ledakan pager secara massal, sehari sebelumnya. Hal tersebut dikatakan jurnalis Associated Press di lokasi kejadian.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan, akibat ledakan walkie-talkie tersebut 14 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka.
(ori)