Usaha Tas Wanita UMKM Ini Raup Rp700 Juta per Bulan Berkat Bantuan BAZNAS

LANGIT7.ID-Bogor; Sebuah usaha tas wanita milik UMKM di Desa Tegalwaru, Bogor, berhasil mencuri perhatian publik setelah meraih omzet hingga Rp700 juta per bulan. Pelaku usaha tersebut adalah Sutisna, warga lokal yang merupakan penerima manfaat dari Program BAZNAS Microfinance Desa (BMD). Keberhasilan ini merupakan bukti nyata bahwa zakat produktif mampu mengangkat taraf hidup mustahik menjadi mandiri secara ekonomi.

Program unggulan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ini tidak sekadar memberi bantuan modal, tetapi juga pendampingan intensif hingga pelatihan kewirausahaan. “Keberhasilan Sutisna adalah bukti bahwa zakat bisa mengangkat ekonomi mustahik jika dikelola dengan baik. BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga membina agar mustahik dapat tumbuh menjadi muzaki. Ini adalah bagian dari ikhtiar BAZNAS dalam memberantas kemiskinan di Indonesia,” ujar Saidah Sakwan, M.A., Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (28/5/2025).

Saidah menegaskan, pihaknya berkomitmen memperluas Program Microfinance Desa ke berbagai pelosok Indonesia, agar lebih banyak pelaku usaha kecil seperti Sutisna bisa meraih kesuksesan yang sama. “Dengan zakat yang dikelola secara tepat, kami yakin bisa membantu mustahik pelaku UMKM menuju kemandirian ekonomi,” jelasnya.

Sutisna sendiri memulai usahanya dari nol sejak 2019. Saat itu, ia hanya memiliki dua mesin jahit dan mengerjakan semuanya seorang diri. Kondisi berubah drastis sejak 2022 ketika ia mendapatkan tambahan modal usaha dari BAZNAS. “Awalnya saya hanya punya dua mesin jahit dan mengerjakan semuanya sendiri. Setelah ada tambahan modal dari BAZNAS, saya bisa tambah bahan baku dan pekerja. Sekarang, omzet yang saya dapatkan bisa mencapai Rp300–700 juta per bulan,” ujar Sutisna.

Dengan memanfaatkan platform digital untuk penjualan tas wanita berbahan premium, Sutisna berhasil memperluas pasarnya hingga ke luar daerah. Strategi mengikuti tren mode serta menjaga kualitas produk menjadi kunci utama lonjakan permintaan pasar.

Tak hanya fokus mengejar keuntungan, Sutisna juga turut memberdayakan masyarakat sekitar. Hingga kini, usaha tas UMKM tersebut telah mempekerjakan sekitar 53 warga desa. Ia bahkan memberikan pelatihan menjahit kepada warga agar memiliki keterampilan yang bisa menopang ekonomi keluarga.

“Saya memulai usaha ini benar-benar dari nol. Saat itu, mencari pekerjaan sangat sulit. Kebetulan di lingkungan Desa Tegalwaru banyak pengrajin tas, jadi saya mencoba terjun langsung memproduksi sendiri. Alhamdulillah, kini usaha ini telah berkembang dan bisa mempekerjakan banyak orang,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada BAZNAS dan para muzaki atas bantuan dan kepercayaan yang diberikan. “Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BAZNAS dan para muzaki yang telah menyalurkan zakatnya. Bantuan ini sangat berarti bagi pelaku usaha mikro seperti saya. Semoga BAZNAS semakin sukses,” tuturnya.

Sutisna berharap kisah sukses usahanya bisa menjadi inspirasi bagi pelaku usaha kecil lain di Indonesia. Ia juga mengajak masyarakat untuk bangga menggunakan produk lokal. “Mari cintai produk dalam negeri. Meskipun berasal dari desa kecil, produk kami memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk impor,” tutupnya.