Dompet Dhuafa Dorong Tata Kelola Zakat Efektif untuk Atasi Masalah Ekonomi Umat

LANGIT7.ID–Jakarta; Tantangan kemiskinan dan persoalan sosial ekonomi di masyarakat semakin nyata. Zakat yang dikelola secara akuntabel dan profesional memiliki potensi besar untuk membantu meredakan permasalahan tersebut. Dalam menghadapinya, kolaborasi antara Lembaga Amil Zakat adalah kunci. Sementara itu, jika berjalan sendiri, upaya yang dilakukan hanya akan menjadi letupan-letupan sporadis yang timbul tenggelam tanpa dampak yang berkelanjutan.

Sebagai bentuk komitmen dan keseriusan dalam menggairahkan gerakan zakat guna menjawab tantangan di atas, Dompet Dhuafa menggelar Sharing and Discussion: Good Governance For MPZ. Agenda tersebut bertujuan meningkatkan aspek tata kelola lembaga amil zakat yang terhimpun dalam Mitra Pengelola Zakat (MPZ) Dompet Dhuafa.

Turut hadir pada acara tersebut Sekretaris Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Etika Setiawanti, Bendahara Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Tri Estriani, Deputi Direktur Corporate Secretary Dian Mulyadi, General Manager Cabang dan MPZ Bobby Manullang, Kepala Dept. Pengelola MPZ Sulis Tiqomah.

Sekretaris Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Etika Setiawanti menyampaikan terima kasih kepada seluruh MPZ Dompet Dhuafa sudah hadir rapat bulanan MPZ. Etika juga menjelaskan bahwa pada semester pertama 2025, lembaga amil zakat telah melewati dua momentum besar, yaitu Ramadan dan Iduladha.

“Dari dua agenda terbesar itu kita mesti melakukan evaluasi pada 3 aspek: fundraising, tata kelola, dan program. Kami berharap rapat koordinasi rutin ini menjadi ruang untuk saling evaluasi dan tumbuh bersama,” ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (25/6/2025).

Dalam melihat tantangan kemiskinan dan problem sosial ekonomi yang ada, Etika mengusulkan perlunya membuat program bersama untuk bisa mengatasi masalah tersebut. Tidak hanya melalui zakat, tapi juga mengajak masyarakat untuk sedekah. “Kabar baiknya, Indonesia menjadi negara paling dermawan 4 tahun terakhir. Data ini dapat menjadi penguat kita untuk mengoptimalkan penghimpunan sedekah guna meluaskan manfaatnya,” paparnya.

Bendahara Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Tri Estriani menekankan bahwa kemitraan MPZ merupakan tanggung jawab moral Dompet Dhuafa untuk saling tumbuh menumbuhkan gerakan zakat. “Kami tidak memandang lembaga amil zakat lain sebagai pesaing atau kompetitor, melainkan sebagai mitra dan kolaborator kebaikan, khususnya dalam konteks syiar zakat,” tegasnya.

Selain itu, Tri yang juga sebagai narasumber utama pada Sharing and Discussion: Good Governance For MPZ menjelaskan secara komprehensif mengenai tata kelola organisasi pengelola zakat (OPZ). Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia, terdapat 3 aspek utama dalam pengelolaan zakat, yaitu pengumpulan zakat, pendistribusian zakat, dan pendayagunaan zakat.

Menurut Tri, setidaknya terdapat 4 alasan utama mengapa Good Governance bagi OPZ menjadi penting. Pertama untuk menjawab tantangan pengelolaan zakat, maka perlu meningkatkan kompetensi amil & kapasitas Lembaga. Kedua, memastikan keberlangsungan OPZ dalam memberikan kontribusi kebermanfaatan. Ketiga, memenuhi harapan stakeholders (muzaki, mustahik, regulator, publik). Dan terakhir meningkatkan kepercayaan publik & kredibilitas OPZ. “Semua itu telah didokumentasikan secara mendetail dalam Pedoman Umum Governansi Entitas Syariah Indonesia (PUG ESI),” jelasnya.

Sementara itu Deputi Direktur Corporate Secretary Dian Mulyadi memberikan penguatan mengenai pentingnya komunikasi yang terkonsep dan dikelola secara profesional untuk lembaga non-profit seperti lembaga amil zakat. Baginya, membangun komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menurut Dian masalah sosial di masyarakat tidak bisa dikelola sendiri. Sehingga kolaborasi menjadi penting dan kolaborasi selalu diawali dengan membuka komunikasi, khususnya dalam konteks syiar zakat. “Kita perlu membangun brand awareness yang kuat untuk mengenalkan zakat, infak, sedekah (ZIS) pada khalayak dan menjalin kolaborasi. Setidaknya ada 5 hal yang perlu kita kuatkan, aware, appeal, ask, act, dan advocate,” terangnya.

General Manager Cabang dan MPZ Bobby Manullang menyampaikan pentingnya komitmen MPZ Dompet Dhuafa. Tanpa komitmen dari MPZ Dompet Dhuafa, maka kolaborasi yang terjalin tidak akan optimal. Bobby mengatakan penting bagi MPZ mematuhi semua klausul komitmen Hak dan Kewajiban yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS). “Hal itu perlu mendapatkan perhatian lebih,” ungkapnya.

Dalam upaya pengawasan kinerja MPZ Dompet Dhuafa, Kepala Dept. Pengelola MPZ Sulis Tiqomah mengimbau kepada MPZ untuk membuat laporan kinerja setiap MPZ. “Ini bertujuan untuk mengukur kinerja MPZ. Karena kami ingin ketika Dompet Dhuafa tumbuh, MPZ juga tumbuh. Sehingga tidak ada yang tertinggal,” jelasnya.