LANGIT7.ID-, New York -
Zohran Mamdani terpilih sebagai calon
wali kota New York dari Partai Demokrat. Ia menjadi kandidat muslim pertama dalam sejarah kota
New York.
Anggota parlemen berusia 33 tahun itu unggul dari Andrew Cuomo dalam konvensi
Partai Demokrat.
Pada pemungutan suara putaran pertama, yang digelar pada Selasa (24/6/2025), Mamdani unggul dengan perolehan 43,5 persen suara, hampir 432.000 suara, sementara Cuomo menyusul dengan 36,4 persen, atau 361.800 suara.
Baca juga: Zohran Mamdani Berpeluang Jadi Wali Kota Muslim Pertama di New YorkLalu siapa Zohran Mamdani?
Seperti dilansir Aljazeera, Sabtu (28/6/2025), Zohran Kwame Mamdani adalah anak dari
akademisi Uganda Mahmood Mamdani dan sineas India Mira Nair.
Mamdani lahir di Kampala, kemudian pindah ke New York pada usia tujuh tahun.
Ia memperoleh gelar Sarjana Studi Afrika dari Bowdoin College di Maine.
Sebelum terjun ke dunia politik, ia bekerja sebagai konselor perumahan, yang membantu keluarga berpenghasilan rendah dalam mencegah penggusuran.
Dalam pemilihan Majelis Negara Bagian New York 2020, ia terpilih dari distrik ke-36, mewakili Astoria, Queens.
Awal tahun ini, ia menikahi Rama Duwaji, seorang seniman Suriah berusia 27 tahun yang tinggal di Brooklyn.
Baca juga: Fazlul Kabir Jadi Wali Kota Muslim Pertama di Maryland Amerika SerikatZohran Mamdani Vokal Kritik Perang Israel Mamdani merupakan salah satu pejabat terpilih Amerika yang paling vokal dalam mengkritik perang Israel di Gaza.
Dalam unggahan di platform X pada 31 Oktober 2024 lalu, Mamdani memberi pernyataan, “Saya akan selalu menggunakan bahasa yang jelas dan berdasarkan fakta: Israel melakukan genosida.”
Ia juga merupakan pendukung kuat gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).
Dalam sebuah acara di Manhattan awal bulan ini, ia mengaitkan dukungan tersebut dengan “inti politik saya, yaitu antikekerasan”.
Pada Desember lalu, dalam sebuah wawancara dengan Mehdi Hasan, Mamdani menegaskan posisinya dalam perang Israel.
Saat ditanya apa yang ia akan lakukan jika Benjamin Netanyahu mengunjungi New York, dengan tegas Mamdani mengatakan, “Sebagai wali kota, saya akan menangkap Netanyahu jika ia datang ke New York!”
“Ini adalah kota [di mana] nilai-nilai kita sejalan dengan hukum internasional. Sudah saatnya tindakan kita juga sejalan,” katanya kepada Hasan.
Baca juga: Abdullah Hammoud Jadi Wali Kota Muslim Pertama di Amerika SerikatMamdani juga menolak untuk menjauhkan diri dari slogan “Globalisasikan Intifada”, sebuah frasa yang dikritik oleh banyak pemimpin Yahudi dan komentator konservatif sebagai sesuatu yang menghasut dan dituduh sebagai anti-Semit.
Menanggapi pertanyaan tentang slogan tersebut, Mamdani mengatakan pada episode podcast The Bulwark pada Juni 2025: “Sebagai seorang Muslim yang tumbuh pasca-9/11, saya sangat akrab (dengan) cara kata-kata Arab dapat diputarbalikkan, dapat diputarbalikkan, dapat digunakan untuk membenarkan segala jenis makna.”
Ia menambahkan bahwa slogan tersebut lebih tentang solidaritas dengan orang-orang yang tertindas di seluruh dunia – bukan seruan untuk melakukan kekerasan.
Kampanye Cuomo juga mengangkat identitas Muslim Mamdani dan mengkritik pendiriannya yang pro-Palestina, menuduhnya telah terlibat dalam anti-Semitisme.
Baca juga: Green Day Berani Tampil Pro Palestina di Coachella, Penonton Langsung Geger!Sebagai informasi, New York, tempat Perserikatan Bangsa-Bangsa berkantor pusat, adalah rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di dunia, di luar Israel.
Dalam sebuah wawancara pada bulan Juni 2025, saat menanggapi ancaman Islamofobia yang diterimanya, Mamdani berkata, “Tidak ada ruang bagi anti-Semitisme di kota atau negara ini.”
Ia terus berulang kali menekankan bahwa kritiknya ditujukan pada kebijakan pemerintah AS dan Israel, bukan pada orang Yahudi.
Kampanye Mamdani disokong lebih dari 22.000 relawan akar rumput dan dukungan dari tokoh-tokoh progresif seperti Bernie Sanders, Alexandria Ocasio-Cortez, dan Working Families Party.
(est)