LANGIT7.ID-Jakarta; Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan bahwa dirinya telah meminta bantuan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menghentikan penembakan yang terjadi di lokasi-lokasi penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza. Menurut laporan PBB, lebih dari 500 orang telah tewas di sekitar pusat distribusi bantuan tersebut.
Erdogan menyampaikan permintaan itu langsung kepada Trump saat keduanya bertemu dalam pertemuan puncak NATO akhir Juni lalu.
“Aku bilang ke dia, ‘Kamu yang paling mungkin bisa atur situasi ini bareng Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.’ Orang-orang dibunuh waktu mereka sedang antre makanan, terutama yang itu,” kata Erdogan seperti dikutip kantor berita negara Anadolu, Sabtu (5/7).
“Aku bilang, ‘Kamu harus turun tangan supaya orang-orang ini nggak terus-terusan dibantai’,” lanjutnya.
Israel mulai menghentikan pasokan logistik ke Gaza sejak awal Maret, yang memperparah krisis kemanusiaan di wilayah yang sudah porak-poranda akibat perang itu. Namun pada 26 Mei, sebuah kelompok bernama Gaza Humanitarian Foundation (GHF) — yang didukung oleh AS dan Israel — mulai mengirimkan bantuan ke sana.
Sayangnya, distribusi bantuan oleh GHF seringkali berakhir ricuh. Hampir setiap hari muncul laporan soal tentara Israel yang menembaki warga sipil yang sedang antre mengambil makanan di titik distribusi. Israel mengklaim aksi itu bagian dari upaya mereka memburu militan Hamas.
Namun, pernyataan ini dipertanyakan karena Kantor HAM PBB pada Jumat lalu menyebut lebih dari 500 warga sipil tewas di dekat lokasi distribusi GHF. Di sisi lain, pihak militer Israel menyalahkan Hamas atas insiden-insiden itu. Bahkan Ketua GHF, Johnnie Moore, membantah bahwa ada warga Palestina yang tewas di sekitar empat titik distribusi bantuan mereka.
Erdogan juga menyinggung soal berakhirnya perang singkat antara Iran dan Israel yang berlangsung selama 12 hari. Ia menyebut hal itu sebagai peluang baru untuk mengakhiri pertumpahan darah di Gaza.
“Gencatan senjata antara Iran dan Israel juga membuka jalan untuk Gaza. Hamas sudah beberapa kali menunjukkan itikad baik mereka soal ini,” kata Erdogan. Beberapa hari sebelumnya, kepala intelijen dan menteri luar negeri Turki juga sudah bertemu dengan para petinggi Hamas secara terpisah.
Menurut Erdogan, tekanan dari AS terhadap Israel akan sangat menentukan keberhasilan rencana gencatan senjata selama 60 hari yang sedang dibahas saat ini. Ia menekankan bahwa keberadaan jaminan internasional sangat penting.
“Kalau gencatan senjata berhasil, komunitas internasional harus langsung investasi dalam proyek-proyek rekonstruksi. Kalau bisa diwujudkan gencatan senjata permanen, itu bisa jadi jalan menuju perdamaian jangka panjang di kawasan ini,” tutupnya.
(lam)