LANGIT7.ID-, -
Elon Musk meluncurkan partai politik baru, beberapa minggu setelah berselisih keras dengan Presiden Amerika Serikat,
Donald Trump. Parpol itu diberi nama, Partai Amerika.
Miliarder itu mengumumkan di platform media sosial X, bahwa ia telah mendirikan Partai Amerika yang disebutnya sebagai tantangan terhadap sistem dua partai yaitu Republik dan Demokrat.
Namun, tidak jelas apakah partai tersebut telah terdaftar secara resmi di otoritas pemilu AS. Musk, yang lahir di luar AS dan karenanya tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai presiden AS, tidak mengatakan siapa yang akan memimpin partai tersebut.
Baca juga: Tak Hanya Terkaya di Dunia, Elon Musk Jadi Manusia Pertama yang Punya Harta Rp6.800 TriliunDiketahui Musk berseteru dengan Trump. Ini membuat Musk meninggalkan perannya dalam pemerintahan dan terlibat dalam pertengkaran publik yang sengit dengan mantan sekutunya itu.
Selama pertikaian itu, Musk mengunggah jajak pendapat di X yang menanyakan kepada pengguna apakah harus ada partai politik baru di AS.
Kemudian, mengacu pada jajak pendapat itu dalam unggahannya pada hari Sabtu, Musk menulis: "Dengan faktor 2 banding 1, Anda menginginkan partai politik baru dan Anda akan mendapatkannya!
"Jika menyangkut kebangkrutan negara kita dengan pemborosan & korupsi, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi. Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda," tulisnya. Melansir
bbc.com, Minggu (6/7/2025).
Hingga Sabtu, Komisi Pemilihan Umum Federal belum menerbitkan dokumen yang menunjukkan bahwa partai tersebut telah terdaftar secara resmi.
Meskipun ada pemain-pemain terkenal di luar sistem dua partai tradisional dalam politik AS, sulit bagi mereka untuk mendapatkan popularitas nasional yang cukup kuat untuk menimbulkan ancaman nyata.
Sebelumnya, Musk menjadi pendukung utama Trump, ikut serta dalam rapat umum pemilihan tahun lalu, dan membawa putranya yang berusia empat tahun untuk bertemu Trump di Ruang Oval. Musk juga merupakan pendukung keuangan utama Trump, dengan menghabiskan USD250 juta (£187 juta) demi membantu Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS.
Setelah pemilihan, ia ditunjuk untuk memimpin apa yang disebut Departemen Efisiensi Pemerintah (Doge), yang bertugas mengidentifikasi pemotongan besar-besaran dalam anggaran federal.
Perseteruannya dengan Trump dimulai ketika ia meninggalkan pemerintahan pada bulan Mei dan secara terbuka, karena mengkritik rencana pajak dan pengeluaran Trump.
Undang-undang tersebut, yang oleh Trump disebut sebagai "RUU besar dan indah", disahkan oleh Kongres dan ditandatangani menjadi undang-undang oleh presiden pada minggu ini. Undang-undang ini mencakup komitmen pengeluaran dan pemotongan pajak yang besar, dan diperkirakan akan menambah lebih dari USD3 triliun pada defisit AS selama dekade berikutnya.
Baca juga: Deportasi Massal Donald Trump Targetkan 3.000 Orang per Hari, Terbesar dalam SejarahYang terpenting bagi Musk, pemilik raksasa kendaraan listrik Tesla, RUU Trump tidak berfokus pada transisi hijau atau subsidi untuk produk seperti Tesla.
"Elon mungkin mendapatkan subsidi lebih banyak daripada manusia mana pun dalam sejarah, sejauh ini," tulis Trump di situs media sosialnya, Truth Social, minggu ini. "Tanpa subsidi, Elon mungkin harus menutup usahanya dan pulang kampung ke Afrika Selatan."
Trump mengancam akan meminta Doge menyelidiki subsidi yang menguntungkan perusahaan Musk, dengan menyinggung juga bisnis miliarder lainnya.
Musk juga memiliki SpaceX, yang meluncurkan roket untuk pemerintah AS, dan Starlink, yang menyediakan layanan satelit untuk pasukan pertahanan AS dan Eropa.
(lsi)