LANGIT7.ID-Jakarta; Majelis Kesehatan PP Aisyiyah menegaskan kembali pentingnya peran keluarga dalam mewujudkan masyarakat sehat. Pesan itu disampaikan dalam Kajian Kesehatan PHBS dalam Keluarga: Menjaga Kesehatan Dimulai dari Rumah bersama Enzim, yang digelar di Aula Gedung Ahmad Dahlan Lt. 5, RS Islam Pondok Kopi, Jakarta, Minggu (5/10/2025). Acara ini turut menggandeng Langit7.id sebagai media partner untuk memperluas jangkauan pesan edukatif kepada masyarakat.
Pengurus Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Diah L Budiarti, menjelaskan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat seharusnya menjadi kebiasaan yang konsisten, bukan hanya diketahui. “Satu hal yang sebenarnya sudah harusnya biasa kita lakukan, tapi sering kali kita tidak konsisten,” ujarnya.
Diah memaparkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat menjadi program utama Majelis Kesehatan Aisyiyah, dijalankan dari tingkat pusat hingga ranting. Program tersebut berjalan bersama kesehatan reproduksi, KIA (kesehatan ibu dan anak termasuk KB), serta pencegahan stunting. “Ini kita akan mulai lagi menjadi salah satu program utama Majelis Kesehatan di tingkat pusat sampai ke bawah,” terangnya.
Baca juga: Riset Kemenkes Klaim Kunjungan ke Dokter Gigi Masih Rendah, Enzim Punya Strategi Jitu Ubah Kebiasaan MasyarakatDalam penjelasannya, Diah menyebutkan 10 indikator PHBS di rumah tangga yang perlu diterapkan sehari-hari: persalinan ditolong tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif enam bulan, penimbangan bayi dan balita, penggunaan air bersih, cuci tangan pakai sabun, penggunaan jamban sehat, konsumsi sayur dan buah setiap hari, pemberantasan jentik nyamuk, aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, serta tidak merokok di dalam rumah.
Ia menegaskan bahwa kebersihan diri menjadi fondasi utama perilaku sehat. “Kebersihan diri adalah fondasi utama dari PHBS. Jangan tunggu sakit untuk hidup bersih dan ajarkan PHBS untuk seluruh anggota keluarga termasuk pada anak sejak dini,” pesannya.
Di sesi penutup, Diah menyoroti hal yang sering diabaikan masyarakat: kesehatan gigi dan mulut. Ia menilai banyak orang baru mengunjungi dokter gigi setelah mengalami nyeri. “Sering kali kita ke dokter gigi kalau sudah nyut-nyutan baru ingat, padahal kalau dari awal kita menjaga kebersihan gigi dan mulut, banyak penyakit bisa dicegah,” katanya.
Menurut Diah, masalah gigi dan mulut bukan hanya soal karang gigi atau gigi berlubang, tetapi dapat memicu penyakit lain. “Kuman yang ada di gigi dan mulut itu bisa menyebabkan radang amandel, bahkan berpengaruh ke paru-paru dan jantung,” ujarnya.
Karena itu, ia mendorong masyarakat agar lebih disiplin memeriksakan gigi secara rutin dan menjaga kebersihan mulut sebagai bagian dari praktik PHBS harian.
(lam)