LANGIT7.ID-, Jakarta - - Menteri Perhubungan RI 2014-2016
Ignasius Jonan bertemu dengan Presiden
Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin (3/11). Ramai disebut-sebut pertemuan ini terkait isu kereta cepat
Whoosh yang kembali ramai belakangan ini, hingga isu dirinya akan masuk ke
Kabinet Merah Putih. Jadi mana yang benar?
Dari informasi yang didapat, pertemuan antara Jonan dan Prabowo diinisiasi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan berlangsung selama kurang lebih dua jam. Mereka berdiskusi mengenai berbagai program pemerintah, khususnya yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Hal tersebut pun diamini Ignasius Jonan saat memberi keterangan kepada awak media, usai pertemuan. Ia menuturkan bahwa kedatangannya ke Istana Merdeka bertujuan untuk berbagi pandangan dan memberikan masukan kepada Presiden Prabowo sebagai warga negara.
"Kami sebenarnya memang juga minta waktu untuk sharing lah gitu sebagai rakyat, sebagai warga negara itu berdiskusi tentang program-program yang dijalankan oleh beliau selama ini. Puji Tuhan beliau berkenan untuk mendengarkan dan berdiskusi serta menerima beberapa masukan," ujar Jonan.
Baca juga: Presiden Prabowo Serahkan Airbus A400M/MRTT Alpha 4001 untuk Perkuat Kekuatan Angkatan Udara IndonesiaJuga sebagai mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam pertemuan tersebut Jonan mengatakan dirinya bersama Presiden juga membahas seputar diplomasi luar negeri, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga program-program kerakyatan bersama Prabowo.
"Sharing tentang peran serta beliau yang sangat bagus dan aktif di diplomasi luar negeri. Juga di pengembangan BUMN dan partisipasi BUMN untuk bangsa dan negara yang lebih banyak. Juga program-program yang sifatnya itu kerakyatan. Jadi seperti ya keberpihakan kepada keadilan sosial kalau menurut saya ya," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Jonan juga membantah mengenai isu pertemuan kemarin juga terselip membahas adanya tawaran masuk ke dalam
Kabinet Merah Putih.
Ia membeberkan bahwa pertemuannya dengan Prabowo hanya sekedar diskusi, bukan membahas soal tawaran masuk kabinet. "Oh nggak, nggak ada (tawaran). Kita diskusi aja. Saya diskusi sharing pandangan saya sebagai rakyat. Itu aja kok. Boleh dong," ujar Jonan.
Baca juga: KPK Telusuri Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh, Mahfud MD Ungkap Kejanggalan AnggaranNamun begitu, Jonan yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) periode 2009-2014 itu mengaku siap jika diberi amanah oleh Prabowo, dalam mengemban posisi di pemerintahan.
"Kalau sebagai warga negara, kalau diminta untuk bekerja untuk negara ya mestinya siap, kalau mampu. Kalau saya mampu sih, ya (siap). Itu aja sih. Ya tergantung yang ngasih tugas," kata Jonan.
(lsi)