Mohammed Faris, Muslim Berpengaruh Dunia yang Dorong Ummat Produktif

LANGIT7.ID, Jakarta - Mohammed Faris merupakan satu dari 500 muslim berpengaruh di dunia. Dia menuliskan buku berjudul 'The Productive Muslim: Where Faith Meets Productivity'

Penulis sekaligus pembicara internasional di negara-negara muslim ini dinobatkan sebagai salah satu dari 500 muslim berpengaruh dunia tahun 2014 oleh The Royal Islamic Strategic Studies yang berpusat di Yordania.

Mohammed Faris juga pendiri ProductiveMuslim.com yang anda bisa nikmati video-video animasinya yang menginspirasi di youtube.

Buku ini lahir dari kegelisahan Mohammad Faris menyaksikan realitas dunia Islam saat ini yang masih bergelut dengan masalah internalnya dan belum mampu bangkit untuk memberikan kontribusi maksimal bagi peradaban manusia.

Padahal, nilai-nilai Islam yang universal harusnya dapat mendorong umat Islam tampil sebagai kontributor peradaban dan menjadi "khairu ummah". Namun yang terjadi malah ketertinggalan dalam banyak bidang dan konflik yang tak berkesudahan.

Dia menilai, produktivitas adalah salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa. Jika rakyatnya produktif, bangsa itu akan maju dan berkembang.

Tidak tumbuhnya produktivitas di banyak negara muslim sebagian besarnya disebabkan oleh keyakinan-keyakinan (belief system) yang menghambat dan kontraproduktif.

Misal keyakinan bahwa dunia ini hina dan karenanya tidak pantas untuk diraih. Keyakinan yang lahir dari mispersepsi ayat-ayat dalam Al-Quran ini membuat komunitas muslim secara sosial tidak memiliki semangat meraih kesuksesan.

Dalam bukunya, ia mencoba membongkar kesalahpahaman ajaran-ajaran Islam yang menghambat produktivitas, dan pada saat yang sama menjelaskan dengan landasan-landasan yang kuat bagaimana ajaran Islam merupakan nilai-nilai yang sangat mendorong produktivitas.

Sederhananya saja shalat 5 waktu yang menjadi faktor positif bagi seorang muslim untuk menciptakan pola hidup produktif setiap hari sepanjang hidupnya.

Selanjutnya, Mohammed Faris menjelaskan tiga faktor pembeda antara produktivitas dalam pandangan Islam dengan perspektif barat yang banyak dijadikan referensi selama ini.

Perbedaan pertama adalah tujuan, di mana produktivitas seorang muslim menjadikan tujuan penciptaan manusia sebagai hamba dan sebagai khalifah. Berbeda dengan konsep barat yang semata-mata bertujuan kesuksesan material semata.

Kedua, perbedaan nilai-nilai. Dalam produktivitas muslim, tujuan tidak menghalalkan segala cara. Seorang muslim dibingkai oleh berbagai nilai dalam mencapai tujuannya, seperti keadilan, amanah, ihsan dan kejujuran.

Dan perbedaan ketiga adalah kehadiran jiwa. Islam mengajarkan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah persinggahan, dan menjadi tempat mencari bekal untuk kehidupan abadi di akhirat.

Dengan tiga faktor pembeda tersebut, Mohammed Faris mendefinisikan produktivitas muslim sebagai upaya pencapaian tujuan akhirat dengan menghadirkan energi, fokus dan waktu pada tiga dimensi manusia, yaitu spiritual, fisik dan sosial.

Tiga dimensi inilah yang oleh penulis dikembangkan dalam tiga bentuk produktivitas, yaitu produktivitas spiritual, produktivitas fisik, dan produktivitas sosial.