Langit7, Jakarta - Sepanjang 57,5 kilometer garis pantai yang ada di Kebumen, menjadikan Desa Mirit Petikusan, Kecamatan Mirit, resmi menjadi Kampung Garam pada tahun lalu. Hal itu tidak terlepas dari keberhasilan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat untuk mengembangkan inovasi kampung garam di sana.
Bahkan, karena inovasinya, Kampung Garam mendapatkan penghargaan 45 Top Inovasi Pelayanan Publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (PANRB). Di Kampung Garam itu, terdapat banyak sekali tambak garam yang digunakan warga untuk memproses dan memanen garam yang berasal dari air laut.
![Inovasi Kampung Garam di Desa Mirit Kebumen, Berdayakan Banyak Warga Sekitar]()
Tambak garam adalah kolam buatan yang dirancang untuk menghasilkan produk garam yang biasanya berasal dari air laut. Air laut dimasukkan ke dalam kolam besar dan terjadi pemisahan air dan garam melalui penguapan alami yang memungkinkan garam untuk dipanen.
Baca juga: Rintis Usaha Bermodal Sedekah, DN Auto Raup Jutaan Rupiah per PekanPemilik tambak garam, Widodo mengatakan, dari tambak garam ini mampu memberdayakan banyak warga di desanya. Menurutnya, di wilayahnya tersebut memiliki potensi untuk produksi garam yang cukup menjanjikan, karena garis pantainya yang terbentang luas.
“Jadi inovasi dan kreativitas ini kita bisa memenuhi kebutuhan garam untuk masyarakat, baik untuk wilayah Kebumen atau pun secara nasional,” ujarnya dikanal Youtube Perintis.
Widodo mengaku, awal terbentuknya tambak garam ini bermula dari swadaya kelompok masyarakat. Seiring perkembangannya, pihaknya turut dibantu oleh pemerintah kabupaten setempat yang mendukung peningkatan produksi garam di Desa Mirit itu.
![Inovasi Kampung Garam di Desa Mirit Kebumen, Berdayakan Banyak Warga Sekitar]()
Di tambak garamnya itu, ia mampu memproduksi garam organik yang tidak hanya dapat digunakan untuk konsumsi, tapi juga untuk kebutuhan terapi kecantikan, seperti garam spa. Widodo menjelaskan, dari produk turunan garam spa-nya itu, ia juga memberikan inovasi dengan menghadirkan produk yang beragam warna.
“Harga untuk garam organik Rp10 ribu per kilogram, kalau untuk kebutuhan terapi Rp40 ribu per kilogram. Sementara untuk garam yodium, Rp12 ribu per kilogramnya,” jelas Widodo.
Baca juga: 3 Tips Aman Pembayaran Digital, Ini Solusi dari KasperskyMenurutnya, harga dari produk garam Desa Mirit ini terus stabil di pasaran. Sebab, garam organik yang menjadi andalan ini tidak terpengaruh terhadap kondisi pasar.
Widodo menyebutkan, pemasaran garamnya ini sudah menjangkau hingga tingkat nasional, seperti Yogyakarta, Jakarta, dan daerah lainnya. Selain didatangi oleh pembeli langsung, produk garam di Desa Mirit ini juga menjual hasil panen mereka secara online.
(zul)