Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 12 Oktober 2025
home sosok muslim detail berita

Intelektual Muda Ustadz Wildan Hasan Terbitkan Buku Menafsir Natsir

ahmad zuhdi Kamis, 28 Oktober 2021 - 15:50 WIB
Intelektual Muda Ustadz Wildan Hasan Terbitkan Buku Menafsir Natsir
Buku Ustadz Wildan Hasan. (Foto: Istimewa).
LANGIT7.ID, Jakarta - Sekitar abad 10 Masehi di Jepang, Orang-orang sukses biasanya tetap menjaga sejarah hidupnya dengan menulis jurnal atau buku harian. Menulis merupakan legacy (warisan) ilmu yang dapat dilestarikan dan dirasakan manfaatnya tanpa termakan oleh ruang dan waktu.

Menulis juga memiliki dampak yang baik terhadap kesehatan. Di antara manfaat tersebut, yaitu meningkatkan kesehatan fisik, mengurangi stres, memecahkan masalah secara efektif, menjadikan diri lebih atraktif, menemukan tujuan hidup, dan mengatur emosi lebih baik.

Selain itu, menulis juga dapat mengurangi kesalahan dalam penulisan, menghilangkan efek trauma, dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan menulis, berarti kita juga sedang melakukan investasi kebaikan yang tak lekang oleh zaman dan generasi.

Seorang dai (juru dakwah) tak hanya dituntut untuk dapat berdakwah melalui lisan atau verbal, tetapi juga tulisan agar dapat dirasakan oleh masyarakat luas di berbagai penjuru. Seperti yang dilakukan oleh intelektual muda Ustadz Wildan Hasan. Dalam buku terbarunya, ia menulis buku berjudul "Menafsir Natsir; Kontekstualisasi Pemikiran Mohammad Natsir dalam Wacana dan Gerakan Kontemporer.

Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Kota Bekasi ini telah menuliskan 10 buku lebih dan artikel yang tersebar luas di berbagai platform, baik media cetak, media sosial, blog, dan website. Di antara buku yang ia tuliskan, yaitu 'Bawalah Facebookmu Ke Surga', buku 'Risalah Pendidikan Islam', buku 'Total Ramadhan', buku 'Berkatalah yang Baik Atau Diam', buku 'Aku, HP, dan Al Qur’an', buku 'H. Sjaifullah, MM: Menggapai Keberkahan Hidup dalam Ridho Ilahi, buku 'Risalah Pemikiran Pemuda Dewan Dakwah, dkk' buku 'Risalah Perang panjang', buku 'Menuju 1 Abad Persatuan Islam, dkk', buku 'Persis nu Ana', dan buku 'Biografi Mohammad Natsir, dkk'.

Pengurus Lembaga Dakwah Khusus (LDK) MUI Pusat ini menempuh pendidikan dasar di SDN I Sindanghaji Majalengka dan lulus tahun 1992, ia kemudian melanjutkan jenjang MTs di PERSIS Majalengka dan tamat tahun 1996, selanjutnya Aliyah/Muallimin PERSIS Garut dan lulus pada 1999. Ustaz Wildan kemudian melanjutkan S1 Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir Jakarta dan lulus pada tahun 2005, kemudian Pasca-sarjana S2 bidang Pendidikan dan Pemikiran Islam UIKA Bogor, dan saat ini sedang menempuh Pasca-sarjana S3 Program Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Jakarta.

Kepada LANGIT7, ustaz Wildan mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah meniatkan diri untuk produktif menulis. Tulisan yang dihimpun ke dalam sebuah buku merupakan respon dia terhadap situasi dan kondisi yang terus berkembang.

"Saya hanya senang saja menulis jika ada sesuatu yang saya fikirkan untuk menyikapi suatu isu atau peristiwa. Buku-buku saya hampir semuanya kumpulan dari artikel-artikel yang saya tulis," katanya kepada LANGIT7.ID, Rabu (27/10).

Adapun alasan yang melatarbelakangi ustaz Wildan menulis sosok Mohammad Natsir (Allahu Yarham) di buku terbarunya, ia menjawab bahwa Natsir merupakan orang besar. Pemikiran dan perjuangannya patut diketahui, dikaji, dan diteladani.

"Menulis beliau adalah menyambungkan nilai perjuangan dan pengorbanan untuk agama, bangsa dan negara dari generasi ke generasi. Spektrum pemikiran beliau sangat luas mulai dari pendidikan, politik, ekonomi, budaya, dakwah, seni, dan lain-lain. Beliau juga pemikir Muslim yang diakui kapasitasnya di dunia internasional," tuturnya.

Wakil Ketua 1 PD PERSIS Kota Bekasi, 2015-2020 ini berpendapat, keterampilan dasar dari ilmu pengetahuan adalah kemampuan membaca dan menulis. Tanpa keterampilan ini sulit bagi seseorang untuk berkembang dan maju.

"Oleh karenanya penting bagi kita untuk mendorong dan menggairahkan anak-anak muda kita akrab dengan literasi. Mereka para calon pemimpin bangsa ini ke depan. Jika literasinya lemah kemungkinan bangsa kita akan menjadi bangsa yang lemah di bawah kepemimpinan mereka," tuturnya.

Produktifitas Peneliti An Nahla Institute dalam menulis buku, termasuk karya terbarunya 'Menafsir Natsir' ini mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak. Berikut di antara apresiasi dan respon positif dari berbagai pihak untuk ustaz Wildan Hasan:

1. Ketua MUI Pusat, Prof. Dr. KH. Utang Ranuwijaya, MA
Pak Natsir seorang ulama dan tokoh kita yang sampai akhir hayatnya berjuang keras membentengi aqidah umat.

2. Ulama dan Tokoh Nasional, Prof. Dr. Didin Hafiduddin, MS.
Buku ini menunjukkan betapa kuatnya pemikiran pendidikan Islam pak Natsir.

3. Ketua Dewan Tafkir PP PERSIS, Dr. Muslim Mufti, M.Si
Buku ini sangat berguna bagi mahasiswa yang berminat mendalami pemikiran politik di Indonesia.

4. Rektor Universitas Islam Jakarta, Prof. Dr. Ir. H. Raihan, M.Si
Alhamdulillah di era sekarang ini masih ada yang ingin menulis tentang sosok panutan bapak Mohammad Natsir.

5. Tokoh Nasional/ Presiden PKS Ust. H. Ahmad Syaikhu
Buku ini jadi referensi tepat dalam melakukan intelectual exercise terhadap propaganda menyudutkan Islam di tanah air.

6. Mantan Penasehat KPK, Dr. Abdullah Hehamahua
Saya ucapkan terimakasih dengan rasa bangga masih ada anak muda yang merawat ruh dan jalan perjuangan para pendahulu.

7. Setiausaha Agung Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM), Fazril Saleh
Saya sendiri beroleh faedah daripada tulisan Bangda Wildan Hasan ini.

(bal)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 12 Oktober 2025
Imsak
04:07
Shubuh
04:17
Dhuhur
11:43
Ashar
14:45
Maghrib
17:49
Isya
18:58
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan