LANGIT7.ID-, Surabaya- - Cuaca ekstrem berupa hujan lebat diikuti angin kencang hingga banjir berpotensi melanda sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa hari ini. Cuaca tak menentu ini diperkirakan juga terjadi pada hari pemungutan suara, Rabu (14/2/2024).
Mengantisipasi hal yang tak diinginkan, dibutuhkan kewaspadaan dan antisipasi dari penyelenggara dan petugas pemilu serta masyarakat luas yang akan hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Moch. Shofwan, anggota Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) menyampaikan hal itu mengingat potensi risiko yang harus diwaspadai dalam morfologi wilayah Indonesia yang terdiri dari pesisir, daratan dan pegunungan.
Baca juga:
Gerakan Nurani Bangsa Dorong Pemilu 2024 Kedepankan Etika dan NuraniShofwan merinci, TPS di wilayah pesisir berpotensi banjir rob, TPS di wilayah daratan berpotensi banjir akibat intensitas hujan yang cukup tinggi disertai angin kencang bahkan puting beliung.
"Beda lagi TPS di wilayah pegunungan, ada ancaman longsor jika hujannya cukup lebat dengan tutupan lahan yang kurang optimal," jelasnya.
Shofwan menyarankan adanya kesiapsiagaan atau preparedness dan mitigasi dari semua pihak dengan cara collaborative governance sebagai upaya penanggulangan ancaman bencana secara terintegratif dan terarah.
Upaya itu harus dilakukan dengan sudut pandang keruangan atau spasial sehingga rumusannya lebih aplikatif disertai informasi tingkat risiko wilayahnya beserta solusi, pilihan, tindakan, serta kebijakan yang harus diambil.
"KPU punya tugas tambahan, memastikan lokasi TPS aman dari ancaman potensi bencana sekaligus punya antisipasi preventif-proaktifnya," terangnya.
Dosen perencanaan wilayah dan kota, Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya ini juga mengingatkan KPU punya strategi antisipasi dalam distribusi logistik pemilu jika terjadi hujan lebat, serta solusi bagi pemilih jika akses menuju TPS terjadi banjir yang cukup masif.
Letak geografis Indonesia antara lempeng bumi raksasa yakni Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik atau yang dikenal dengan Ring of Fire menjadikan sebagian besar wilayah Indonesia rawan terhadap bencana alam.
Kondisi ini, lanjut Shofwan, merupakan ancaman yang sulit diprediksi dengan perhitungan kapan, dimana, bencana apa yang terjadi, berapa kekuatan, bahkan tidak dapat memperkirakan estimasi korban jiwa maupun harta benda.
"Oleh karenanya KPU sampai tingkatan paling bawah KPPS harus benar-benar siap menghadapi potensi ancaman bencana alam yang ditimbulkan sehingga tercipta pemilu yang aman, damai, dan terkontrol,” tambah Wakil Ketua Badan Kemaritiman PCNU Sidoarjo ini.
(ori)