Jangan Takut Berobat ke Rumah Sakit, Tak Ada Pasien Di-covid-kan
Muhajirin
Rabu, 07 Juli 2021 - 14:51 WIB
Ilustrasi staf medis memegang tablet membantu pasien lansia Covid-19 berkomunikasi dengan keluarga dari rumah saki agar meningkatkan imunitas. Foto: Langit7.id/iStock
Wakil Direktur Medis Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) dr Anas Mahfud mengimbau, masyarakat agar tidak perlu takut berobat ke rumah sakit. Anggapan adanya praktik rumah sakit yang men-covid-kan pasien, menurutnya hanya misinformasi yang beredar di tengah masyarakat.
"Semua rumah sakit, semua dokter itu secara kepintaran tidak mau menulis sesuatu yang salah. Bahkan diagnosis kepada seorang penjahat pun inginnya menulis yang benar. Termasuk dengan insiden covid ini,"kataAnas, dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Rabu (7/7/2021).
Anas mencontohkan data jenis-jenis penyakit pasien yang terdiagnosis saat berobat melalui pintu IGD RSML. Pada 2020, penyakit pneumonia unspecified atau radang paru-paru besar kemungkinan disebabkan virus, masuk 10 besar kasus penyakit pasien. Jenis penyakittersebut langsung menempati peringkat pertama yang diidap pasien.
Padahal, pada 2019, jenis penyakit tersebut tidak masuk 10 besar. Peringkat pertama kasus penyakit diidap pasien diabetes mellitus (DM), kemudian observasi febris, nausea-vomiting, kecelakaan, stroke, anemia, periksa kehamilan resiko tinggi, dyspepsia, hipertensi, dan di peringkat 10 adalah cidera kepala.
"Jadi yang dulu berpuluh tahun tidak ada pneumonia di sepuluh besar, di tahun 2020 di rangking satu. Peneumonia masuk sepuluh besar dan penyebabnya adalah virus," ucapnya.
Anas menjelaskan, usai melewati rangkaian deteksi medis, virus penyebab pneumonia mengarah kepada SARS-CoV-2 atau Covid-19. Berdasarkan data itu, Anas menyebut lonjakan kasus Covid-19 bukan gelombangdua atau tiga. Melainkan gelombangpertama yang belum sepenuhnya selesai.
Hal itu diperkuat dengan data pada semester awal 2021. Pneumonia unspecified masih menduduki peringkat pertama di 10 besar penyakit pasien yang berobat melalui pintu IGD RSML dengan total 1252 kasus. Dia mempediksi,enam bulan ke depan kasus masih banyak sehingga rumah sakit memiliki tanggung jawab menyiapkan ruang perawatan yang cukup.
"Semua rumah sakit, semua dokter itu secara kepintaran tidak mau menulis sesuatu yang salah. Bahkan diagnosis kepada seorang penjahat pun inginnya menulis yang benar. Termasuk dengan insiden covid ini,"kataAnas, dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Rabu (7/7/2021).
Anas mencontohkan data jenis-jenis penyakit pasien yang terdiagnosis saat berobat melalui pintu IGD RSML. Pada 2020, penyakit pneumonia unspecified atau radang paru-paru besar kemungkinan disebabkan virus, masuk 10 besar kasus penyakit pasien. Jenis penyakittersebut langsung menempati peringkat pertama yang diidap pasien.
Padahal, pada 2019, jenis penyakit tersebut tidak masuk 10 besar. Peringkat pertama kasus penyakit diidap pasien diabetes mellitus (DM), kemudian observasi febris, nausea-vomiting, kecelakaan, stroke, anemia, periksa kehamilan resiko tinggi, dyspepsia, hipertensi, dan di peringkat 10 adalah cidera kepala.
"Jadi yang dulu berpuluh tahun tidak ada pneumonia di sepuluh besar, di tahun 2020 di rangking satu. Peneumonia masuk sepuluh besar dan penyebabnya adalah virus," ucapnya.
Anas menjelaskan, usai melewati rangkaian deteksi medis, virus penyebab pneumonia mengarah kepada SARS-CoV-2 atau Covid-19. Berdasarkan data itu, Anas menyebut lonjakan kasus Covid-19 bukan gelombangdua atau tiga. Melainkan gelombangpertama yang belum sepenuhnya selesai.
Hal itu diperkuat dengan data pada semester awal 2021. Pneumonia unspecified masih menduduki peringkat pertama di 10 besar penyakit pasien yang berobat melalui pintu IGD RSML dengan total 1252 kasus. Dia mempediksi,enam bulan ke depan kasus masih banyak sehingga rumah sakit memiliki tanggung jawab menyiapkan ruang perawatan yang cukup.