Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Baju yang Lapar
Miftah yusufpati
            Kamis, 17 Juli 2025 - 15:26 WIB
            Nasrudin Hoja menyuruh bajunya yang baru itu makan. Ilustrasi: AI
            LANGIT7.ID-Suatu hari, Nasrudin Hoja diundang ke pesta besar di rumah seorang pejabat kaya di kota. Dengan gembira ia berangkat, tetapi karena kesibukan di kebun, ia tidak sempat berganti pakaian. Ia datang mengenakan baju tua dan penuh tambalan.
Begitu sampai di pintu, para pelayan hanya meliriknya sekilas. Tak seorang pun menyapa, apalagi mempersilakannya masuk. Tuan rumah sendiri pura-pura tidak melihatnya. Para tamu lainnya menyingkir, takut baju Nasrudin menyentuh jubah mereka yang mewah.
Merasa tidak dihargai, Nasrudin pulang dengan langkah ringan namun wajahnya penuh teka-teki.
Tak lama kemudian, ia kembali ke pesta itu. Kali ini dengan mengenakan pakaian baru: jubah sutra yang berkilauan, sorban besar yang harum, dan sepatu kulit yang mahal. Begitu ia muncul di gerbang, semua orang tersenyum lebar. Tuan rumah menyongsongnya dengan ramah.
"Ah, Nasrudin! Silakan masuk! Duduklah di sini, di dekat saya!" katanya, sambil memberi isyarat pada pelayan untuk menyajikan hidangan terbaik.
Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Mana Lelaki, Mana Perempuan?
Nasrudin duduk. Para pelayan membawakan makanan lezat, menumpuk di hadapannya. Tetapi alih-alih menyantapnya, ia berdiri, melepaskan jubahnya, meletakkannya di atas piring, dan berkata:
            
            Begitu sampai di pintu, para pelayan hanya meliriknya sekilas. Tak seorang pun menyapa, apalagi mempersilakannya masuk. Tuan rumah sendiri pura-pura tidak melihatnya. Para tamu lainnya menyingkir, takut baju Nasrudin menyentuh jubah mereka yang mewah.
Merasa tidak dihargai, Nasrudin pulang dengan langkah ringan namun wajahnya penuh teka-teki.
Tak lama kemudian, ia kembali ke pesta itu. Kali ini dengan mengenakan pakaian baru: jubah sutra yang berkilauan, sorban besar yang harum, dan sepatu kulit yang mahal. Begitu ia muncul di gerbang, semua orang tersenyum lebar. Tuan rumah menyongsongnya dengan ramah.
"Ah, Nasrudin! Silakan masuk! Duduklah di sini, di dekat saya!" katanya, sambil memberi isyarat pada pelayan untuk menyajikan hidangan terbaik.
Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Mana Lelaki, Mana Perempuan?
Nasrudin duduk. Para pelayan membawakan makanan lezat, menumpuk di hadapannya. Tetapi alih-alih menyantapnya, ia berdiri, melepaskan jubahnya, meletakkannya di atas piring, dan berkata: