LANGIT7.ID, Jakarta -  Impian bangsa Indonesia untuk memiliki vaksin Covid-19 sendiri, yakni vaksin Merah Putih, perlahan-lahan semakin dekat terwujud.
Vaksin ini diciptakan kolaborasi Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, BRIN, Kemenkes, BPOM dan PT Biotis. Program ini telah dijalankan sejak 12 Mei 2020.
Fase kali ini, vaksin Merah Putih sudah sampai pada tahap uji klinis 
(clinical trial) fase pertama, di mana vaksin tersebut akan disuntikkan kepada 90 orang, kemudian dipantau efeknya hingga satu tahun ke depan, atau 8 Maret 2023.
Selanjutnya, uji klinis tahap kedua vaksin Merah Putih akan dilakukan pada 11 April 2022 mendatang, di mana vaksin tersebut akan disuntikkan kepada 400 orang, dan hasilnya juga dipantau selama satu tahun, hingga 11 April 2023.
Baca juga: 
Pemerintah Dorong Produksi Vaksin Merah Putih untuk Donasi InternasionalRektor Universitas Airlagga, Mohammad Nasih mengungkapkan, bahwa perjalanan vaksin Merah Putih di tahap uji klinis tersebut patut disyukuri. Dia menyebut, proses pembuatan vaksin Merah Putih penuh dengan tantangan.
"Akhirnya kita sampai pada titik yang sangat membanggakan. Banyak suka, banyak duka, banyak tantangan yang telah kita lewati selama ini. Kami sungguh terharu vaksin Merah Putih bisa sampai di tahap ini," kata Mohammad Nasih dalam sambutannya di acara Seremoni Uji Klinis Vaksin Merah Putih, Rabu (9/2/2022) yang disiarkan secara virtual.
Mohammad Nasih menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh pihak yang ikut mendukung pengerjaan vaksin Merah Putih, mulai dari para peneliti, akademisi, pemerintah, dan juga para relawan.
"Tentu ini bukan keberhasilan Universitas Airlangga semata, tetapi saya yakin ini adalah kontribusi yang luar biasa dari kita semua," tandasnya.
Dia pun menyebut, masih ada beberapa tahap lagi yang harus dilewati agar vaksin Merah Putih bisa digunakan oleh masyarakat Indonesia dan bahkan dunia.
Baca juga: 
BPOM Restui Pelaksanaan Uji Klinik Perdana Vaksin Merah Putih"Tentu saja kita masih akan melewati jalan yang terjal untuk bisa mencapai titik itu. Tapi tekad kuat kita untuk memiliki vaksin sendiri, yang juga pastinya halal, akan selalu memotivasi kita untuk lebih menguatkan kerja sama, sampai kita mencapai tahap akhir," jelas Mohammad Nasih.
Secara khusus Mohammad Nasih berterimakasih kepada Kementerian Kesehatan yang menjamin semua proses pengadaan dan produksi vaksin merah putih nantinya. 
"Untuk berbagai macam kemanfaatan, artinya vaksin ini akan dijadikan vaksin program baik dalam negeri maupun luar negeri," pungkas Mohammad Nasih.
(sof)