LANGIT7.ID, Jakarta -  Dalam meraih kesuksesaan banyak rintangan yang harus dilalui, kita bisa belajar dari pespak bola muslim asal Prancis N'golo Kante. Lahir dari keluarga menengah ke bawah yang berimigrasi dari Malih Afrika Barat ke Paris, Perancis pada tahun 1980 guna mencari kehidupan yang lebih baik di sana.
Kante merupakan anak pertama dari empat bersaudara, ayahnya meninggal saat usianya masih 11 tahun. Sebagai anak pertama yang ditinggal pergi ayahnya, Kante memikul tanggung jawab yang sangat besar terhadap keluarganya kala itu.
Tidak seperti remaja pada umumnya, Kante harus bekerja keras demi menghidupkan anggota keluarganya. Menetap di Ruel-Malmaison, daerah pinggiran kota kecil padat penduduk di dekat Paris, Kante rela mengumpulkan sampah yang kemudian diberikan ke perusahaan daur ulang guna mendapatkan pundi-pundi uang.
Baca Juga: Ronaldo Cetak Gol Lagi, Manchester United Imbangi Chelsea 1-1Pada gelaran Piala Dunia 1998, Perancis menjadi tuan rumah ajang sepak bola terbesar di dunia dan berhasil menjadi juara. Kala itu Kante masih menginjak usia delapan tahun, ia mendapatkan keuntungan yang sangat besar karena tumpukan sampah yang mengampar akibat ulah para pendukung sepak bola di seluruh dunia yang datang ke Perancis untuk meyaksikan masing-masing negaranya bertanding.
Hal tersebut membuat keluarga Kante dapat memiliki sebuah rumah yang lebih layak dari sebelumnya. Di saat yang sama Kante mulai memikirkan masa depannya sebagai pemain bola profesional. Lantas ia mendaftarkan dirinya di sekolah sepakbola Js Surenses yang berlokasi di daerah rumahnya.
Meski bertubuh mungil, daya tempur Kante yang sangat kuat di lapangan hijau berhasil memikat decak kagum para pelatih sekolah sepakbolanya. Hal ini tak luput karena ia selalu bekerja keras sejak kecil. 
Waktu demi waktu terlewati hingga kerja keras Kante terbayar lunas pada periode 2013, ia berhasil tembus ke klub profesional liga Perancis SM Cean. Berposisi sebagai gelandang bertahan, Kante mulai dikenal sebagai pemain yang tidak mempunyai batas stamina dan kerap mejegal lawan-lawannya.
Baca Juga: Jaket Astronot Ini Terjual Rp40 Miliar, Pernah Dipakai ke Bulan Oleh karena itu pada tahun 2015, Leicester City, klub asal Inggris yang bermain di Premier League tertarik memmboyong Kante yang digadang-gadang sebagai penerus Makelele. Proyeksi pembelian Kante tidak sia-sia, ia berhasil membawa Leicester City menjadi juara Liga Ingrris kala itu dengan menyingkirkan klub-klub papan atas seperti Manchester City, Manchester United, Chelsea, Arsenal, dan Liverpool.
Atas performa ciamiknya tersebut, pada tahun berikutnya ia diboyong Chelsea sekaligus mendapat panggilan membela timnas Perancis untuk kali pertama. Performa konsisten terus ia tunjukan hingga puncaknya pada tahun 2018 Kante berhasil membawa negaranya mejadi juara dunia di gelaran Piala Dunia 2018.
Hingga kini Kante dikenal sebagai salah satu pesepak bola terbaik di dunia, ia pun menuai banjir pujian atas kepribadiannya yang sederhana, murah senyum, dan taat beribadah sebagai seorang muslim.
Baca Juga: Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J Libatkan Banyak Pihak(zhd)