Lamine Yamal meraih penghargaan tersebut selang sehari setelah ulang tahunnya yang ke-17. Pencapaian Yamal ini menjadi tolak ukur peningkatannya yang signifikan di panggung sepak bola global.
Lamine yang berdarah Maroko Muslim dari sang ayah ini, mengungkapkan harapannya untuk sesegera mungkin bisa meraih penghargaan bergengsi, yaitu Ballon d'Or.
Ia pun berjanji akan berusaha kerasa untuk mencapai impiannya tersebut.
Melalui wawancaranya dengan Movistar Plus, Lamine terdengan optimistis dan ambisius akan tantangan baru. Termasuk menjadi pemenang Ballon d'Or termuda dalam sejarah.
Diketahui, saat ini posisi tersebut dipegang oleh Ronaldo Nazário, yang memenangkannya pada usia 21.
"Sungguh luar biasa bisa hadir di pesta ini, dan saya ingin lebih. Menginginkan lebih banyak berarti Liga, Juara, Piala, dan segala yang kami bisa. Kami mengupayakan semuanya,"
"Secara pribadi, semua pemain punya tujuan itu (Ballon d'Or). Saya berharap untuk memenangkannya sesegera mungkin; itu adalah sesuatu yang ada dalam pikiran saya, dan saya akan melakukannya," katanya, dikutip dari Bein Sports, Sabtu (2/11/2024).
Tahun ini, Lamine menjadi pemain termuda yang pernah dinominasikan dalam 30 Besar Ballon d’Or, hingga menembus 10 Besar, sebuah pencapaian yang memecahkan rekor dalam sejarah Ballon d’Or.
Pengakuan tersebut menjadikan Yamal menjadi pemain Spanyol ketiga dan ketiga dari Barcelona yang menerima trofi tersebut. Prestasi ini mengikuti jejak Pedri (2021) dan Gavi (2022).
Sebelumnya, Jude Bellingham menjadi juara pada 2023, Matthijs de Ligt pada 2019, dan Kylian Mbappé pada 2018.
Melanjutkan performa gemilangnya, Lamine Yamal menjalani musim 2024-2025 yang luar biasa bersama Barcelona.
Dalam El Clasico baru-baru ini, ia mencetak gol dalam kemenangan 4-0 melawan Real Madrid, menunjukkan bakatnya untuk tampil dalam pertandingan bertekanan tinggi.
Berbagi sorotan Ballon d’Or dengan pemain elit seperti Erling Haaland, Harry Kane, Rodri, dan Kylian Mbappé, kebangkitan Yamal adalah bukti bakat dan dedikasinya yang luar biasa.
Perjalanannya dari La Masia hingga pentas Ballon d’Or menyoroti potensinya untuk menjadi salah satu pemain penentu di generasinya.a
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”