LANGIT7.ID - , Jakarta - Salah satu tokoh
Nahdlatul Ulama,
Umar Syadat Hasibuan meluncurkan buku "Membaca Hamka Merawat Bangsa" pada Senin, (29/8/2022) di ruang Pameran Lantai 4 Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Buku yang ditulis Gus Umar, sapaan akrabnya, menjelaskan bagaimana pandangan
Buya Hamka tentang pendidikan,
Pancasila dan
sastra.
Baca juga: Bedah Buku Kiai Milyarder tapi Dermawan, Ulas Sisi Lain KH Asep"Buya Hamka tidak hanya mengajarkan tentang politik. Tetapi juga mengajarkan bahwa berpolitik itu tidak boleh balas dendam," ujar Umar.
Dia melanjutkan, atas pemikiran demikian membuat Buya Hamka tidak pernah menyimpan dendam terhadap siapapun yang ingin menjatuhkannya. Menurut Gus Umar, ini merupakan cara Buya Hamka merawat bangsa Indonesia dari pemikiran dan tindakannya.
"Bagi saya, Buya Hamka itu seorang ulama, sastrawan, politisi dan ahli tasawuf. Dia sempurna di mata saya," ucapnya.
Sementara, Wakil Ketua DPR RI
Muhaimin Iskandar, yang ikut hadir mengatakan judul "Membaca Hamka Merawat Bangsa" yang disematkan dalam buku karya Gus Umar ini adalah hal yang tepat. Sebab judul itu menggambarkan langsung akan sosok Buya Hamka.
Baca juga: Buku Spicestory Karya Mahasiswa UGM, Bikin Anak Minat Baca"Judul yang diberikan dalam buku ini sangat tepat, di mana memang seluruh karya dan kiprah dari Buya Hamka yang saya temukan, beliau selalu konsisten antara pemikirannya dan gerakannya," ucapnya.
Menurut Cak Imin, Buya Hamka adalah salah satu tokoh yang sangat
istiqamah dalam berpikir maupun menerapkannya untuk perkembangan bangsa.
"Keistiqamahan beliau bukan saja diwarnai karena sebagai figur yang wahid dan dibesarkan dari kekuatan agama yang mendalam. Tetapi juga budaya dan kultur Sumatera Barat yang mendidik dan membentuk karakter serta membangun kepribadiannya, termasuk kemampuan menulis dan sastra yang sangat dalam," tegas Cak Imin.
Selain Cak Imin, Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Datok Seri
Anwar Ibrahim yang hadir mengaku dirinya mengenal Buya Hamka sejak kecil melalui koleksi buku sang ibu.
"Sosok Hamka itu memang tinggi pribadinya, tetapi kesederhanaan, kerendahan hati dan kasih sayang yang dipamerkan beliau cukup mengesankan," pungkasnya.
Baca juga: Waktu Produktif Ala Daniel Mananta: Belajar, Baca Buku, dan Matikan Ponsel(est)