LANGIT7.ID, Jakarta - Ilmu menjadi salah satu kunci dari kebaikan serta pengetahuan, karena ilmu sebagai jalan bagi umat Islam untuk menunaikan segala perintah Allah Ta'ala. Menuntut ilmu wajib bagi muslim dan muslimin, termasuk memahami adab menuntut ilmu.
Pendakwah Ustaz Abdul Somad (UAS) menjelaskan tujuh adab menuntut ilmu Pertama niat, saat akan menuntut ilmu maka niat menjadi penting. Karena segala perbuatan tergantung pada niatnya.
"Jadi dimana letak niat, maka letak niat itu adalah di dalam hati, berawal dari niat baik karena segala perbuatan dinilai dengan niat baik," kata UAS dalam tayangan Youtube Ustadz Abdul Somad Official, dikutip Selasa (1/11/2022).
Kedua, mencari ilmu itu untuk diamalkan. Menurut UAS hal ini karena ada sebagian orang yang mencari ilmu bukan untuk diamalkan, akan tetapi hanya untuk dikagumi. "Mencari ilmu untuk diamalkan karena amal yang tidak didasari ilmu tak diterima Allah Ta'ala," tuturnya.
Baca Juga: Efek Buruk Minum Sambil Berdiri, Waspadai Gangguan GinjalMenurut dia, betapa orang yang niatnya baik kalau tidak tidak berilmu ternyata amalnya tidak betul, maka tujuan seseorang mengaji adalah mencari ilmu. "Mencari ilmu ini ada batasnya dan batas mencari ilmu adalah liang lahad," ujar UAS.
Ketiga, terus menerus meski sedikit. Menurut UAS lebih baik beramal sedikit tetapi terus menerus daripada amal banyak akan tetapi hanya sekali. "Ini menjadi adab menuntut ilmu, karena jika tidak begitu orang tidak akan beramal dan asyik dengan ilmunya saja," ujarnya.
Lebih jauh, UAS menjelaskan adab menuntut ilmu yang keempat adalah tidak merasa masuk surga dengan amal yang sudah dilakukan. Sebab seorang hamba masuk surga bukan saja karena amal, tetapi karena adanya rahmat dari Allah Ta'ala.
"Karena kita masuk surga bukan karena bacaan yasin atau karena pengajian. Kita masuk surga karena rahmat Allah Ta'ala dan rahmat Allah diperoleh dengan mengaji," ujarnya.
Baca Juga: Ustaz Akmal: Investasi Utama kepada Anak adalah KepercayaanUAS juga mengatakan umat Islam jangan merasa masuk surga karena amal yang dilakukan, sebab jika ada seseorang yang merasa masuk surga karena amalnya maka dia adalah golongan orang yang sombong. "Orang yang sombong tidak masuk surga. Maka tidak masuk surga siapa yang di dalam hatinya ada sombong walau sebesar biji sawi," jelasnya.
Adab yang kelima, jika tidak tahu maka bertanyalah. UAS menyampaikan bahwa hal tersebut terjadi ketika Nabi Muhammad Saw sedang pengajian, kemudian datanglah jamaah untuk bertanya tentang kapan hari kiamat.
"Nabi tak berhenti terus saja mengaji. Sahabat kemudian mengira nabi tidak mendengar, rupanya nabi dengar hanya saja tidak mau diputus pengajiannya," katanya.
Adab keenam, sesudah belajar maka disampaikan. Menurut UAS setelah belajar di mana pun maka sampaikanlah kepada orang lain, termasuk keluarga di rumah. "Saya dulu almarhum emak saya tidak ustazah, tidak professor tetapi kalau habis pengajian itu selalu disampaikan," kenang UAS.
Selanjutnya, adab ketujuh adalah setelah majelis ilmu berdo'a. Sebab menurut UAS ketika majelis ilmu dihadiri oleh para malaikat, dan ketika berdo'a maka para malaikat itu turut mengaminkan. "Mudah-mudahan do'a kita diaminkan oleh para malaikat," tuturnya.
(zhd)