LANGIT7.ID, Jakarta - Sosok pahlawan nassional, Jenderal Soedirman sangat dikenang seluruh masyarakat Indonesia karena jasa besarnya pada Tanah Air. Jauh sebelum terjun ke dunia militer, Soedirman sempat aktif dalam organisasi Pandu Hizbul Wathan (Patvinder Muhammadiyah).
Hizbul Wathan didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 20 Desember 1918 sebagai wadah untuk menegakkan akidah, budi pekerti, fisik, mental, dan rasa cinta Tanah Air anak muda. Dalam organisasi itulah Soedirman muda mendapatkan bekal besar menjadi seorang prajurit tangguh dan cerdas.
Karena kemampuan yang mumpuni, dia pun ditunjuk sebagai pemimpin Hizbul Wathan cabang Cilacap dengen mengemban tugas menentukan dan merencanakan kegiatan kelompoknya.
Baca Juga: Menag Ajak Masyarakat Teladani Perjuangan Pahlawan NasionalBerkat pendidikannya di Hizbul Wathan menjadikan dirinya sebagai sosok yang tegak lurus membela kepentingan Tanah Air dan anti penjajahan serta cinta Muhammadiyah. Hal tersebut ditegaskan Soedirman melalui tindakannya yang menyelamatkan pendidikan Muhammadiyah saat masa penjajahan Jepang.
Pada tahun 1944, Soedirman akhirnya memutuskan untuk berkiprah di dunia militer dengan bergabung ke dalam organisasi Pembela Tanah Air (PETA). Tak hanya itu, dirinya pun terlibat di beberapa organisasi militer lainnya, seperti Syu Sangikai dan Badan Keamanan Rakyat (sekarang Tentara Nasional Indonesia), hingga akhirnya dia menerima kenaikan pangkat militer.
Pangkat kemiliteran Soedirman perlahan terus meningkat. Puncaknya pada 12 November 1945 Soedirman dipilih menjadi panglima besar. Aksi heroiknya ditunjukan pada akhir 1945 dengan memimpin pasukan untuk melawan serangan pasukan Semarang, Magelang, dan Ambarawa guna memertahankan kemerdekaan.
Atas jasa besarnya itu, dia menerima sederet penghargaan kehormatan Bintang Mahaputra Pratama, Bintang Sakti, dan Bintang republik Indonesia Adipradana. Kemudian nama Jenderal Soerdirman ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Nomor 314 Tahun 1964.
Setahun berselang, tepatnya pada 27 Juni 1947 Jenderal Soedirman diangkat Presiden Soekarno sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Yogyakarta. Namun sayangnya beliau mengidap penyakit TBC yang cukup parah hingga dia pun menghembuskan nafas terakhir pada usianya yang ke-34 pada 29 Januari 1950.
Baca Juga: Meriahkan Hari Pahlawan, Waringin Hospitality Sebar Promo Menarik(zhd)