Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Selasa, 20 Mei 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Pengertian Syafaat Sesuai Keterangan Al Quran dan Hadist

mahmuda attar hussein Senin, 14 November 2022 - 06:30 WIB
Pengertian Syafaat Sesuai Keterangan Al Quran dan Hadist
Ilustrasi seseorang membaca Al Quran. (Foto: Istimewa).
LANGIT7.ID, Jakarta - Pengertian syafaat sesuai keterangan Al Quran dan hadist harus dipahami oleh umat Islam. Keistimewaan ini sesungguhnya merupakan kewenangan Allah SWT.

Dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 255 menerangkan bahwa yang dapat member syafaat itu hanyalah orang yang telah mendapatkan izin dari Allah SWT.

Tentang siapa saja yang telah diberi izin oleh Allah untuk memberikan syafaat itu, termasuk ilmu Allah, kecuali orang yang telah diberi tahu oleh Allah dengan perantara firman-Nya (Al-Qur an) atau Rasul-Nya.

Melansir laman Muhammadiyah, Syafaat adalah ilmu Allah SWT, hanya diperoleh oleh orang yang mendapat izin-Nya sebagaimana diterangkan hadis berikut:

Baca Juga: Membawa Syafaat di Hari Kiamat, Ini Keutamaan Baca Al-Qur'an

"Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat, lalu mereka berkata: ‘sekiranya ada yang dapat member syafaat dalam menemui Tuhan kami, sehingga kami terbebas (keluar) dari tempat ini.

Lalu mereka pergi menemui Adam, mereka berkata: engkau Adam, Allah telah menciptakan engkau dengan tangan-Nya dan telah meniupkan roh (yang berasal) dari-Nya kepada engkau dan telah memerintahkan para malaikat untuk bersujud (kepada engkau), lalu mereka bersujud, karena itu berila kami syafa’at yang berasal dari Tuhan kami.

Adam menjawab: 'aku bukanlah orang yang dapat member syafa’at'. Lalu ia menyebut kesalahan-kesalahan yang pernah ia kerjakan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “pergilah kepada Nuh, Rasul yang pertama sekali diangkat oleh Allah”. (setelah itu mereka pergi menemuinya), beliau menjawab: “aku bukanlah orang yang dapat member syafa’at.

Lalu ia menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah ia kerjakan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “datanglah kepada Ibrahim yang telah dijadikan Allah dekat kepada-Nya”. Mereka kemudian datang kepada Ibrahim, beliau berkata: “aku bukanlah orang yang dapat memberikan syafa’at kepadamu”.

Beliau menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah beliau lakukan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “datanglah kepada Musa yang telah diajak berdialog dengan Tuhan dan diberinya cahaya yang terang”. (lalu mereka mendatangi Musa).

Musa berkata: “aku bukanlah orang yang dapat memberikan syafa’at kepadamu”. Beliau menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah dan beliau malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “datanglah kepada Isa ruh Allah dan kalam-Nya”. Kemudian mereka datang kepada Isa.

Beliau berkata: “aku bukanlah orang yang dapat memberika syafa’at kepadamu”. Beliau berkata: “datanglah kepada Muhammad SAW, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosanya yang telah terdahulu dan yang akan datang”.

Lalu mereka datang kepadaku dan aku meminta izin kepada Tuhanku. Waktu aku melihat-Nya, aku bersujud dan dibiarkannya aku bersujud beberapa lama. Lalu Dia berkata: “angkatlah kepalamu, mintalah, (engkau) akan diberi, katakanlah, (engkau) akan didengar, mintalah izin memberi syafaat, (engkau) akan diberi”.

Lalu aku angkat kepalaku sambil memuji Allah dengan cara yang diajarkan kepadaku. Kemudian aku diizinkan memberi syafa’at kepada orang-orang yang telah ditentukan. Aku keluarkan mereka dari nereka dan aku masukkan mereka ke dalam surga. Kemudian aku bersujud seperti semula pada yang ketiga atau yang keempat hingga yang tinggal di neraka hanyalah orang-orang yang menentang al-Qur an.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Pada hadis yang lain yang bercerita ‘Ukasyah ibnu Mihsan, diterangkan syarat-syarat orang yang mendapatkan syafa’at dari Rasulullah Saw: “Rasulullah SAW bersabda: “(yang mendapatkan syafa’at itu adalah) mereka yang tidak percaya kepada jampi-jampi (doa atau ucapan yang mengandung syirik), mereka yang tidak melakukan pengobatan yang mematikan syaraf, mereka yang tidak meramal nasib dengan burung (atau yang sejenis). Dan mereka yang selalu bertawakkal kepada Tuhan-Nya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan:

1. Syafaat itu ada dan yang dapat memberikan syafa’at itu hanyalah orang yang diberi izin Allah SWT, sebagaimana yang diterangkan di atas.

2. Orang yang mendapatkan syafaat adalah orang yang memenuhi empat syarat sebagaimana yang disebutkan di atas.

3. Tentang siapa saja yang diberi izin oleh Allah SWT untuk memberi syafaat tidak dapat kita ketahui dengan pasti, karena hal itu termasuk ilmu Allah SWT.

4. Kaum muslimin dilarang oleh Allah SWT menduga-duga sesuatu yang kita tidak diberi Allah SWT untuk mengetahuinya. Malaikat pernah ditegur keras oleh Allah SWT Karena menduga bahwa Adam dan keturunannya yang akan diciptakan Allah SWT akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah.

(bal)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Selasa 20 Mei 2025
Imsak
04:25
Shubuh
04:35
Dhuhur
11:53
Ashar
15:14
Maghrib
17:47
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan