LANGIT7.ID - , Jakarta - Pemerintah Indonesia menyiapkan teknologi
modifikasi cuaca untuk mencegah
kebakaran hutan dan lahan (karhutla), menyambut musim kemarau kering yang diprediksi terjadi pada 2023.
Penerapan teknologi modifikasi cuaca yang dahulu dikenal sebagai
hujan buatan merupakan bagian dari upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan cara pebasahan gambut. Metode itu efektif saat menangani kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada 2020.
Baca juga: Masuk Musim Kemarau, BNPB Ingatkan Potensi Kebakaran Hutan"Akhir Februari atau pertengahan Maret, kami sudah mulai operasi, karena biasanya Pak Presiden akan pesan jangan sampai Lebaran ada asap," ungkap Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, dalam keterangannya di laman Polri, Sabtu (21/1/2023).
Dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga aparat penegak hukum dan Pemerintah Daerah.
Sebelumnya, BMKG menyatakan bencana kebakaran hutan diprediksi meningkat di 2023, sama seperti kejadian pada 2019.
Fenomena La Nina yang semakin melemah dan masuk netral menyebabkan curah hujan menurun, sehingga berpotensi menciptakan titik api di kawasan hutan dan lahan. Bahkan kondisi netral itu sangat dekat hampir berhimpit dengan El Nino lemah.
Baca juga: Tips Memanfaatkan Air Hujan untuk Cadangan di Musim KemarauKepala BMKG, Dwikorita Karnawati memprediksi curah hujan 2023 mengalami penurunan bila dibandingkan 2022.
"Ibu Menteri sudah menyampaikan persiapan untuk hal itu (modifikasi cuaca) mulai Maret, Insya Allah itu jauh lebih dini. Hal yang dikhawatirkan April sudah mulai (kemarau), sehingga Maret sudah mulai bergerak," ucap Dwikorita.
Diketahui, berdasarkan data Kementerian LHK, ada 66 titik kebakaran dengan luas 459 hektare yang terjadi pada 11 provinsi di Indonesia terhitung sejak 1 sampai 19 Januari 2023.
Pada 2022, luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 204.000 hektare. Jumlah itu menurun dari 2021, sebanyak 358.000 hektare.
Baca juga: Musim Kemarau Tapi Masih Hujan, Begini Penjelasan LAPAN(est)