LANGIT.ID, Jakarta - Kaum muslimin diperintahkan untuk meningkatkan amal salihnya dibulan Rajab. Salah satu amalan yang dianjurkan di bulan haram adalah
puasa sunnah.
Di antara puasa
sunnah yang dianjurkan sesuai hadis yakni puasa
Senin dan Kamis, Ayyamul Bidh, dan puasa Daud. Ketiga puasa sunnah itu memiliki keutamaannya masing-masing.
Bahkan
pahala kebaikan yang dilakukan di bulan haram akan dilipatgandakan. Untuk itu, meningkatkan puasa sunnah sangat dianjurkan ditunaikan saat
bulan Rajab.
Lantas apa saja keutamaan masing-masing puasa sunnah tersebut? Berikut penjelasan sejumlah ustaz:
1. Puasa Senin dan Kamis Rasulullah SAW bersabda, "Amal-amal manusia diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. At-Tirmidzi).
Pendakwah, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, penjelasan hadis tersebut bukan hanya terletak pada anjuran puasanya, tapi juga kebaikan yang menyertainya.
"Orang yang puasa punya dua keistimewaan. Pertama, akan meningkatkan amal salihnya. Kedua, punya kesanggupan dan kekuatan untuk mencegah perbuatan maksiat," ungkap dia dikanal YouTubenya, Senin (23/1/2023).
2. Puasa Ayyamul BidhPuasa Ayyamul Bidh adalah puasa di pertengahan bilan Hijriah. Afdhalnya dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah.
Ustaz Khalid Basalamah mengungkapkan, puasa di pertengahan bulan Hijriah itu memiliki keutamaan yang istimewa.
Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari).
Menurut Khalid, keistimewaan puasa Ayyamul Bidh merupakan bonus luar biasa yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, apalagi bila dikerjakan di bulan haram.
"Ibarat Anda kerja selama 3 haru tapi dapat gaji setahun. Jadi jangan malas untuk mendapatkan pahala ini," ujarnya.
3. Puasa DaudPuasa satu hari dan berbuka satu hari dikenal dengan puasa Daud. Puasa sunnah ini adalah salah satu amalan yang dicintai Allah.
Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Daud, beliau (Nabi Daud) berpuasa sehari dan tidak puasa sehari (puasa sehari selang seling)." (HR Bukhari dan Muslim).
Khalid menambahkan, begitu juga dengan salatnya Nabi Daud AS yang dicintai Allah. Di mana Nabi Daud tidur tidur di setengah malam dan bangun di sepertiga malamnya.
"Jadi Nabi Daud hanya tidur setengah malam, kemudian beliau bangun di sepertiga malamnya untuk menunaikan ibadah salat," ujarnya.
(bal)