Semua Orang Dilahirkan Cerdas, Jangan Banyak Alasan untuk Belajar

LANGIT.ID, Jakarta - Semua orang di dunia ini dilahirkan untuk menjadi manusia yang cerdas, sehingga tak ada alasan bagi manusia untuk bermalas-malasan dalam belajar.

Kecerdasan itu memang sesuai dengan bidang masing-masing. Artinya, perbedaan bidang kecerdasan setiap manusia bukan menandakan adanya ketimpangan kecerdasan.

Pendakwah, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang unik dengan potensi kecerdasan tertinggi.

"Jadi kita mesti yakin bahwa manusia itu punya potensi pintar, dan nggak ada manusia bodoh," kata dia menjawab pertanyaan jemaahnya, dikutip Kamis (26/1/2023).

Termasuk juga Nabi dan Rasul yang mendapat pengetahuan karena diajarkan langsung oleh Allah SWT. Itu karena tugas Nabi dan Rasul untuk berdakwah kepada umat.

Menurutnya, walaupun tak diajarkan langsung oleh Allah, tapi umat Islam memiliki potensi kecerdasan seperti halnya para Nabi dan Rasul.

Hal ini jugalah yang mesti diyakini umat zaman sekarang, bahwasannya tidak ada manusia bodoh. Sebab semua manusia memiliki potensi untuk pintar.

"Kita itu makhluk pintar dididik apa saja bisa. Jadi pertama yakinkan dulu pada diri kita bahwa tidak ada manusia bodoh, dan semua punya potensi pintar," jelasnya.

Namun untuk meningkatkan potensi pintar itu, manusia harus mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Sebab, hanya dengan takwa proses belajar untuk menjadi pintar bisa diwujudkan.

"Latihannya dengan bangun malam untuk tahajjud, dan dilanjut zikir. Kemudian tingkatkan mulai puasa sunnah," ungkapnya.

Dengan ketakwaan, lanjut dia, jiwa manusia akan terbentuk dengan kebaikan. Sehingga Allah lah yang akan menanamkan pengetahuan dalam dirinya.

Pendiri Quantum Akhyar Institute ini menambahkan, orang-orang bertakwa akan dimudahkan Allah dalam menuntut ilmu. Di mana mereka lebih berpotensi mudah memahami ilmu yang dipelajari.

"Nanti baru dibacakan satu kalimat, mereka sudah paham. Juga langsung masuk ke kepalanya tanpa lupa, seperti yang dicontohkan Al Imam Syafi'i dan Al Imam Al Bukhari," katanya.

Adapain untuk meningkatkan takwa ini juga diperlukan peran dari orang terdekat. Dimulai dari doa orang tua agar anaknya bisa mendekat dengan Allah hingga menjauhi maksiat.

"Setelah itu baru belajar, maka terjadilah percepatan dalam pembelajaran. Belajar lah karena Allah, maka Dia lah yang memberikan kesempurnaan pengetahuan kepada kita. Itulah yang dimaksud surah 96 di ayat yang pertama," katanya.

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan." (QS. Al-A'laq: 1).