LANGIT7.ID, Jakarta - Umat Islam dianjurkan
puasa sunnah setiap Senin Kamis mengikuti pola hidup Nabi SAW. Ternyata kebiasaan tersebut memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Selain meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, puasa juga berpotensi membersihkan diri dari
sel kanker.
Pendakwah sekaligus konsultan kesehatan,
Ustaz Zaidul Akbar menjelaskan, rasa lapar bisa memicu tubuh untuk memproduksi leukosit atau sel darah putih yang berperan penting dalam sistem imunitas tubuh.
Adapun jenis-jenis sel leukosit sebagai sistem pertahanan tubuh terdiri dari neutrofil, eusinofil, basofil, limfosit, dan monosit.
"Semua itu yang akan bekerja dalam tubuh kita untuk memakan atau menggerogoti sel kanker," kata dia menjawab pertanyaan jemaahnya, Selasa (31/1/2023).
Salah satu untuk mendapatkannya yaitu dengan berpuasa. Bahkan disebutkan telah banyak penelitian yang menjelaskan manfaat puasa sebagai metode paling ampuh untuk menekan pertumbuhan sel kanker.
"Jadi mekanismenya itu dari puasa akan meningkatkan body design system. Dengan kata lain, pertahanan tubuh akan meningkat dengan adanya puasa," jelasnya.
Sebaliknya, penggagas Jurus Sehat Rasulullah ini menyebutkan, sel kanker juga memiliki makanan kesukaan di dalam tubuh. Di antara makanan itu yang tinggi kalori, seperti gula pasir dan lemak dari minyak.
Menurutnya, makanan dengan kandungan gula dan minyak tinggi itulah yang paling disenangi sel kanker. Termasuk makanan yang diolah dengan bahan sintetik.
"Makanan-makanan berbahan sintetik itu tidak dikenal oleh tubuh kita dan menjadi makanan bagi sel kanker," jelasnya.
Larangan Konsumsi ProteinPenderita sel kanker juga tidak dianjurkan untuk mengonsumsi protein. Namun, khusus jenis protein yang bersumber dari produk hewani.
Itu karena protein hewani dapat berimbas menimbulkan peradangan atau inflamasi. Khususnya bila konsumsi protein itu tidak dibarengi sengan serat dan air.
"Saya biasanya menganjurkan tiga bulan jangan konsumsi protein hewani," ungkapnya.
Kendati demikian, Zaidul masih memberikan pengecualian untuk protein hewani yang bersumber dari produk ikan-ikanan. Dengan catatan produk ikan tersebut tidak terpapar dengan logam berat.
"Jadi kalau bisa ikan yang berasal dari sungai-sungai yang hidup bebas. Termasuk juga protein nabati diperbolehkan, seperti alpukat, habbatussauda, dan brokoli," katanya.
(bal)