LANGIT7.ID-, Jakarta- -
Masjid Agung Xi'an merupakan salah satu masjid pramodern terbesar di Tiongkok. Meskipun masjid ini pertama kali dibangun pada 742 M, tapi bentuknya yang sekarang sebagian besar dibangun pada 1384 M pada masa pemerintahan Kaisar Hongwu dari dinasti Ming.
Sebagai tempat ibadah yang aktif di kawasan Muslim Xi'an, kompleks masjid ini juga merupakan lokasi wisata yang populer. Sekarang ini terdapat lebih dari dua puluh bangunan di lima halamannya, dan luasnya mencapai 12 km².
Hal itu tidak berdasarkan status Masjid Raya Xi’an yang merupakan salah satu masjid tertua dan terbesar di China. Mengutip
Travel China Guide, berdasarkan sebuah ukiran batu yang terdapat di dalamnya, masjid tersebut dibangun pada 742.
Menurut
China Highlights, pembangunan berlangsung pada tahun pertama Era Tianbao pada masa pemerintahan Kaisar Xuangrong. Sementara, penambahan fitur bangunan Masjid Raya Xi’an dilakukan selama Dinasti Song (960 – 1279), Dinasti Ming (1368 – 1644), dan dinasti Qing (1644 – 1911).
Baca juga:
Pulau Penyengat Dikembangkan Jadi Pusat Studi Budaya Melayu Islam SeduniaMasjid Agung Xi'an merupakan bangunan kuno dengan gaya arsitektur kompleks yang mewakilkan berbagai periode waktu. Periode Dinasti Tang merupakan masa Islam diperkenalkan di barat laut China oleh para pedagang Arab.
Ada juga peran dari para pelancong Persia dan Afghanistan pada abad ke-7 saat beberapa dari mereka menetap di China dan menikah dengan para perempuan suku Han.
Masjid Raya Xi’an terletak pada lahan seluas 12.000 meter persegi. Bangunan dibagi menjadi empat halaman yang dihiasi oleh taman. Membuat pengalamanmu berjalan-jalan di sana menjadi tenang.
Halaman pertama memiliki gapura kayu setinggi sembilan meter yang dihiasi oleh ubin mengkilap abad ke-17. Di sana terdapat tiga bilik yang kini dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang dari Dinasti Ming dan Qing.
Gapura batu dengan dua prasasti di kanan dan kirinya menghiasi halaman kedua. Satu prasasti memiliki naskah dari seorang kaligrafer terkenal asal Dinasti Song bernama Mi Fu. Sementara yang lain dari seorang kaligrafer asal Dinasti Ming bernama Dong Qichang.
Karakter kuat nan elegan kedua kaligrafi tersebut membuat prasasti dianggap sebagai sebuah harta karun dalam seni tulisan tangan. Halaman ketiga berlokasi di pintu masuk masjid. Halaman tersebut merupakan sebuah balai yang memiliki banyak sekali prasasti kuno.
Saat pengunjung memasuki halaman tersebut, mereka akan melihat Menara Xingxin. Tempat di mana umat Muslim menjalankan ibadah. Sebuah feniks (phoenix) ditempatkan di halaman keempat.
Di sana juga terdapat paviliun utama, dan Balai Salat yang dindingnya dipenuhi oleh desain warna-warni. Balai mampu menampung seribu orang dalam satu waktu.
Top China Travel mengungkapkan, Masjid Raya Xi’an tidak seperti masjid pada umumnya yang memiliki kubah dan menara masjid. Masjid ini memadukan gaya arsitektur tradisional khas China dan kesenian Islam. Sebab, areanya dipenuhi oleh banyak paviliun. Sementara dinding bangunan memiliki banyak kesenian Islam.
Bangunan juga dipenuhi dengan balok yang dicat, dan banyak tiang yang memiliki ukiran. Bahkan, mengutip laman Afar, masjid lebih terlihat seperti kuil China. Pagoda pengganti menara masjid Berbeda dengan masjid pada umumnya, beberapa pagoda terlihat berdiri di area Masjid Raya Xi’an menggantikan menara masjid.
Kendati lebih terlihat seperti kuil jika dilihat dari jauh, namun bangunan tetap dihiasi banyak tulisan Arab. Keunikan gaya arsitektur masjid membuatnya masuk dalam daftar milik UNESCO sebagai salah satu relik kebudayaan Islam.
Menurut The Islamic Monthly, pagoda yang menghiasi area masjid memiliki tiga lantai. Salah satu pagoda bernama Shengxinlou digunakan sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan. Balai halat yang menggabungkan tiga bangunan Balai Salat masjid tersebut merupakan bangunan yang menggabungkan tiga bangunan.
Terdapat banyak sekali konstruksi kayu yang menghasinya. Atap balai terbuat dari ubin berwarna biru turquoise. Balai juga dihiasi oleh serambi bertiang enam, dan lima pintu besar. Dinding Balai Shalat dihiasi oleh ayat-ayat Al-Quran.
Sementara unsur kayu di sana dihiasi oleh ukiran kaligrafi. Masjid Raya Xi’an berlokasi di Huajue Alley, Zhong Lou Shang Quan, Lianhu District, Xi’an. Hingga saat ini, masjid masih digunakan sebagai tempat beribadah.
Masjid Agung Xi'an mewakili tradisi lama Islam dengan mazhab Hanafi, yang merupakan mazhab mayoritas yang dianut oleh penduduk Hui. Aula utama Masjid Agung Xi'an dapat menampung 1.000 orang.

(ori)