LANGIT7.ID-, Surabaya- - Guru besar UINSA Surabaya Prof Dr M. Roem Rowi meninggal dunia pada usia 75 tahun, Jumat (11/8/2023) sekitar pukul 23.31 WIB. Almarhum ahli ilmu tafsir ini dimakamkan do Pemakaman Umum Pagesangan, Sabtu (12/8/2023).
Kabar meninggalnya Prof. Roem disampaikan Humas Masjid Al Akbar Surabaya, Helmy M. Noor. “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun Telah berpulang ke Rahmatullah Prof. Dr. H. M. Roem Rowi, MA (Imam Besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya,” pesan Helmy.
Semasa hidupnya, Prof Roem pernah menjabat Direktur Pascasarjana UINSA Surabaya. Mondok di Pesantren Gontor kemudian mengambil doktor di Universitas Al-Azhar Mesir.
Dia lalu mendirikan Pesantren Modern Al Firdaus Pacet, Mojokerto, sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan. Ustadz Roem Rowi dikenal sebagai ahli tafsir Quran dan hadits.
Salah seorang PCM Lakarsantri Arifin Fatazis punya kenangan ketika belajar di FIAD Unmuh Surabaya mulai 1983 di kampus Kapasan. ”Waktu semester tiga Ustadz Roem mengajar Bahasa Arab. Dia dosen disiplin, ceplas ceplos, kalau mengajar enak mudah dipahami,” tuturnya.
Dia bercerita, suatu ketika mahasiswa Cholil Subari yang waktu itu sudah menjabat Ketua PW Pemuda Muhammadiyah dites membaca kitab Arab gundul. Selesai membaca, Ustadz Roem dengan nada dingin langsung komentar, ”Belajar Bahasa Arab dari mana kok seperti itu membacanya?”
Bagi mahasiswa yang terlalu serius komentar ceplas-ceplos itu terasa menakutkan. ”Saya anggap komentarnya itu gaya guyonan Ustadz Roem. Buktinya waktu ujian negara Bahasa Arab saya lulus,” ujarnya.
Tahun 1985, kata dia, Ustadz Roerm Rowi berangkat ke Al-Azhar Mesir untuk kuliah doktor. Tahun 1989 sudah pulang dan mengajar lagi di FIAD. Tapi kali ini mengajar mata kuliah Tafsir al-Quran bersama Ustadz Abdurrahim Nur.
Kenangan lain disampaikan Wakil Ketua PCM Sambikerep Darwis Soenarto yang sama-sama lulusan Pondok Gontor. ”Pak Roem Rowi senior saya empat tahun di atas saya. Saya akrab karena sering bertemu di perkumpulan alumni Gontor Abu Sittin, lulusan Gontor marhalah 1960-1970,” katanya.
Darwis masuk Gontor tahun 1964. Pak Roem masuk Gontor tahun 1960. Menurut dia, Pak Roem orangnya sederhana tapi pemikiran dan ilmunya tingkat tinggi. Orangnya tampak dingin dan kaku sebenarnya senang bergurau. ”Guraunya bahkan memel,” ujarnya.
Waktu kelas 5 di Gontor, kata Darwis, mengajar Pramuka bagi adik kelasnya. Dia juga pernah mengajar Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Mujahidin Perak Surabaya.
Prof Dr M Roem Rowi lahir di Ponorogo, 3 Oktober 1947. Pernah menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur dan anggota MUI Pusat, Imam Besar Masjid Al-Akbar Surabaya.
(ori)