LANGIT7.ID-, Jakarta- - Perkembangan politik akhir-akhir tidak mengarah pada pendidikan politik yang konstruktif. Sebaliknya, malah menjurus pada tindakan politik identitas yang destruktif.
DPP Jaringan Nasional Keumatan (JNK) menilai, salah satu pemicunya adalah beredarnya video Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang memberi kesan mempermainkan, bahkan melecehkan ritual agama Islam, yakni ibadah shalat.
Ketua DPP JNK, Nanang Firdaus Masduki mengatakan, Zulhas menggambarkan adanya kelompok yang dipengaruhi fanatisme salah satu paslon capres-cawapres saat menjalankan shalat tidak berani mengucapkan “Amin” ketika imam shalat selesai membaca Al-Fatihah.
Dia mengungkapkan, dalam tayangan video tersebut Zulhas juga menggambarkan sekelompok umat Islam yang saking fanatiknya terhadap salah satu paslon Capres-Cawapres, hingga tidak mau menjulurkan satu telunjuk jarinya saat tasyahhud (tahiyyat).
Baca juga:
Pesan Buya Yahya untuk Para Capres: Hadirkan Pemilu Damai, Tolak Permusuhan Adu DombaAlasannya, khawatir dikira mendukung paslon lainnya. Zulhas bahkan memperagakan alih-alih menjulurkan satu (telunjuk) jari, malah mengubahnya dengan menjulurkan dua jarinya.
"Apa yang terjadi dalam video yang diperankan oleh Zulhas itu harus dihentikan. Zulhas juga harus meminta maaf kepada umat Islam karena telah menodai sakralitas ibadah shalat," kata Nanang dalam keterangan tertulis kepada Langit7.id, Selasa (19/12/2023).
DPP JNK juga mengimbau kepada semua tokoh dalam musim politik ini tidak menarik-narik unsur agama menjadi komsumsi politik yang provokatif. Tujuannya agar tidak menyulut berkembangnya politik identitas di level masyarakat.
Jika politik identitas itu tersulut, maka bisa menimbulkan dampak sosial yang jauh lebih besar. Karena itu, DPP JNK mengimbau semua tokoh politik dapat berhati-hati dalam membuat pernyataan yang terkait dengan masalah agama agar stabilitas nasional tetap terjaga.
(ori)