LANGIT7.ID-, Surabaya- - Diagnosis kanker fibromyxoid sarcoma tak menyurutkan semangat Dokter Muhammad Kamil untuk menuntaskan pendidikan spesialisnya di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Hari ini dirinya pun berbahagia lantaran resmi dilantik sebagai dokter spesialis bedah syaraf.
Ditemui usai pelantikan dokter spesialis, Dokter Kamil biasa ia disapa menceritakan, dirinya adalah salah satu mahasiswa spesialis FK Unair terlama karena ditengah masa sekolahnya, ia didiagnosis kanker.
Pada Oktober 2017, Dokter Kamil pertama kali diagnosis tumor di punggung ketika dirinya masih tinggal di di Kagoshima, Jepang. Kemudian kembali ditemukan tumor dibagian dada dengan jenis yang sama hingga akhirnya dirinya dinyatakan fibromyxoid sarcoma, saat menempuh pendidikan S3 bidang ilmu bedah syaraf.
Baca juga:
Dorong Perkembangan KLBB, ITS Luncurkan Inovasi Baterai Al-Udara"Di tengah-tenagah saya menuntut ilmu saat itu tahun 2017, saya ada penyakit diagnosis penyakit kanker. Pemulihan dan pengobatan kebutalan dilakukan di Jepang karena saya sedang tinggal disana. Proses satu tahun pemulihan dan pengobatannya," ujar dokter Kamil.
Setelah dinyatakan pulih dan menjadi survivor kanker, Dokter Kamil kembali melanjutkan sekolahnya yang sempat tertunda. Disini dirinya ingin membuktikan bahwa diagnosis kanker bukan akhir dari segalanya.
Menurutnya, bila mendapatkan pengobatan dan terapi yang tepat penyakit kanker bukan penghalang bagi seseorang untuk mengejar cita-cita dan karir.
"Itu membuktikan bahwa kanker bukan penyakit yang mematikan, kalau diterapi ditangani dengan baik dan dapat akses yang beruntung seperti saya, Insyaallah itu tidak menjadi hambatan untuk karir dan saya buktikan sendiri di sini. Saya sudah sekolah paling tinggi S3, saya juga dapat spesialis beda syaraf di tempat yang mungkin di Indonesia juga yang terbaik beda syaraf,"imbuhnya.
Membuat Gerakan Peduli Kanker Setelah Menjadi Survivor.
Setelah menjadi survivor kanker, dirinya berkecimpung dalam gerakan sosial 'Miles To Share' untuk mengalang dana bagi para pasien kanker. Tak hanya itu, dokter berkacamata itu juga aktif mendukung gaya hidup sehat dengan olahraha lari.
"Saya sudah mengalang dana enam kali untuk yayasan kanker, kebetulan paling sering kerjasama dengan pita kuning. Yayasan untuk kanker anak, sejauh ini saya paling fokus untuk kanker wanita dan anak," kata dokter Kamil.
Alasanya mengalang dana untuk pasien kanker wanita dan anak, karena kasusnya masih tertinggi di Indonesia. "Kanker yang dialami wanita seperi kanker serviks, kanker payudara yang tertinggi kejadiaanya, jadi perlu di support,"
Disis lain, dokter yang masih berusia 37 tahun itu juga merasa bahwa gaya hidup sehatnya selama ini yang menjadi salah satu faktor dirinya bisa sehat kembali. Sehingga, ia ingin menularkannya kepada masyarakat.
"Saya buktikan sendiri, saya kanker, saya balik sekolah lagi, saya lari jauh. Itu saya sebarkan semangat itu bahwa kanker bukan death sentence tapi low sentence, tetap bisa hidup, tetap bisa ditangani dengan baik, memutus stikma dan Miss informasi di masyarakat dengan edukasi melalui sosial media terkait olahraga lari," ungkapnya.
Kedepan Dokter Kamil juga mendalami ilmu tentang kanker, khususnya yang meliputi syaraf sehingga bisa menolong banyak orang yang mungkin bernasib sama dengannya.
(ori)