LANGIT7.ID-, Surabaya- - Kasus perundungan atau bullying akhir-akhir ini marak. Ironisnya, kejadian tersebut melibatkan anak-anak dan berlokasi di lembaga pendidikan. Termasuk yang paling heboh yaitu kematian seorang santri diduga dianiaya temannya.
Fenomena tersebut mengundang keprihatinan Ning Umi Laila. Penceramah muda asal Surabaya ini menyebut maraknya perundungan menadakan terjadinya kemerosotan moral
"Tiap orang tua tentu ingin anak-anaknya salih dan salihah. Betul," ungkap Umi Laila di Masjid Al Akbar Surabaya.
Fenomena sekarang banyak anak yang suka pamer, bergaya hidup mewah dan marak bullying. "Ini karena kurangnya keteladanan orang tua. Banyak anak jaman sekarang yang pinter-pinter, sekolahnya tinggi. Tapi banyak yang gak punya akhlak baik," kata alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini.
Baca juga:
13 Tradisi Unik Umat Islam di Dunia Saat RamadhanKondisi ini jauh beda dengan anak-anak jaman dahulu yang masih punya pegangan kuat berupa keteladanan moral dari orang tua. Anak-anak jaman dulu dibentuk oleh lingkungan yang baik. "Sebaliknya, saat ini lingkungan tidak bisa membentuk akhlak anak menjadi baik," terangnya.
Menurut penceramah yang suka humor ini, untuk memulai membentuk akhlak anak adalah dari lingkungan terdekat, yakni keluarga khususnya ibu. "Karena seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak," pungkasnya.
Ustadz Abi Amir Faishol Fath menyampaikan pendapat yang sama. Dia berpesan kepada masyarakat dan jamaah untuk mengakhiri yang namanya buli membuli.
Menurutnya, membuli bukan mencerminkan sikap seorang muslim. Bahkan, bullying ini bukan sifat manusia. "Ini merupakan akhlak binatang karena ada hukum rimba di dalamnya. Yang kuat maka dia akan menang," terang Abi Faishol.
(ori)