Menyambut HUT ke-55, Jamkrindo perkuat komitmen sosial lewat program edukasi kesehatan mental di sekolah dasar. Fokus pada pencegahan perundungan dan kekerasan seksual, program ini menyasar siswa, guru, dan orang tua di lima kota Jawa Barat.
Bullying di sekolah dan media sosial merusak psikis korban. Kecemasan, depresi, dan trauma jangka panjang mengintai. Prestasi akademik terganggu, interaksi sosial terhambat. Dukungan keluarga dan sekolah krusial untuk pemulihan. Pencegahan dan penanganan dini diperlukan demi masa depan generasi muda yang sehat mental.
Sosok orang dewasa seperti guru dan orang tua menjadi garda terdepan dalam mencegah bullying atau perundungan terhadap anak. Hal ini diungkapkan dosen Pascasarjana Universitas Hasyim Asy'ari
Kasus penganiayaan yang berujung meninggalnya Bintang Balqis Maulana (14), santri di Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah, di Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur memantik perhatian
Kasus bullying atau perundungan bisa terjadi di mana saja dan pada kalangan mana pun. Termasuk di pesantren, rawan terjadi perundungan. Pencegahan perundungan di kawasan pesantren
Aktivis Perempuan Nahdlatul Ulama (NU) Iim Fahima Jachja memberikan 8 tips parenting atau pola asuh untuk mencegah anak agar tidak menjadi pelaku bullying
Media sosial X alias Twitter tengah ramai dengan cerita kasus bullying atau perundungan siswa SMA di kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten
Kasus perundungan (bullying) di kalangan siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas belakangan ini meresahkan orang tua. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan angka 87 kasus
Bullying adalah masalah yang kompleks. Seperti kasus bully yang menimpa bocah SD di Banyuwangi yang bunuh diri karena tahan dibully. Korban berinisial MR (11 tahun) sering pulang dalam keadaan murung.