LANGIT7.ID-, Jakarta- - Pembuat konten dan produser dari Pakistan dan Singapura memproduksi seri web pertama dengan kecerdasan buatan (AI) tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, berjudul "Muhammad: The Mercy for the Multiverse".
Serial web ini merupakan kolaborasi antara Qalbox di MuslimPro, layanan streaming hiburan video-on-demand berlangganan global untuk umat Islam, dan Qur’anscape, platform online untuk pendidikan spiritual.
Deskripsi serial tersebut di MuslimPro, yang tidak menyertakan gambar visual nabi, berbunyi:
“Nikmati serial animasi yang menggambarkan kehidupan Nabi Muhammad SAW, jelajahi tonggak sejarah sebelum kenabian, tantangan pasca turunnya wahyu, dan esensi kasih sayang Muhammad.”
Tim proyek global dari Qur’anscape dan Qalbox tersebar di Singapura, AS, Inggris, dan Pakistan, sementara sebagian besar pekerjaan teknis dilakukan di Pakistan.
Baca juga:
Deretan Film Horor dengan Istilah Islam, Mencekam dan Bawa KetakutanPenulis skenarionya adalah Fatimah Sattar yang berbasis di Lahore, sedangkan acaranya diproduksi oleh Abbas Arslan dari Pakistan, yang merupakan CEO Qur’anscape.
Serial ini disutradarai oleh Emad Khalid, salah satu pendiri agensi pembuat konten Prompt Media Lab yang berbasis di Lahore, sedangkan produser eksekutifnya adalah Junaidah Bte Said Khan, kepala Qalbox yang berbasis di Singapura.
“Proyek ini menggunakan AI untuk memperkenalkan perspektif baru tentang kisah Nabi Muhammad dan narasi Al-Qur’an lainnya, yang bertujuan untuk melampaui batasan tradisional dalam hal biaya, waktu, dan konseptualisasi,” kata Arslan kepada Arab News, dikutip Kamis (28/3/2024).
Dia mengatakan alasan tim memilih AI untuk serial ini adalah untuk mempelopori penggunaan AI Generatif dalam menceritakan kisah-kisah yang sangat bermakna.

“AI Generatif menawarkan keuntungan unik, seperti mengubah ide manusia menjadi kenyataan dengan cepat, yang sangat penting untuk melaksanakan proyek-proyek ini secara efisien dan efektif,” kata Arslan.
Kolaborasi antara Qalbox dan Qur’anscape ini merupakan yang pertama dalam genre agama.
“Dengan mengintegrasikan AI, kami mampu menghidupkan narasi abadi ini dengan cara yang segar dan penuh rasa hormat,” kata Khan.
“Teknologi ini memungkinkan kami menyajikan kisah-kisah yang telah disayangi dari generasi ke generasi dengan cara yang dapat diakses dan dikaitkan dengan beragam audiens saat ini.”
Penulis skenario Fatimah Sattar, yang menulis skenario untuk film ‘Kamli’ karya Sarmad Khoosat, mengatakan bahwa dia memulai penelitiannya untuk serial tersebut dengan ceramah Yasir Qadhi, merujuk pada cendekiawan dan teolog Muslim Pakistan-Amerika yang terkenal.
“Tenggat waktunya sangat ketat jadi saya tidak bisa belajar lebih dari ini tapi kami memiliki seorang Mufti [ulama] yang membaca semua draf dan dengan baik hati mengoreksi setiap kesalahan atau kekeliruan yang saya buat,” kata Sattar. “Saya menemukan keseluruhan prosesnya sangat mencerahkan.”
Sutradara Emad Khalid dari Prompt Media Lab menjelaskan tantangan dalam mencoba menggambarkan kehidupan nabi.
“Sebagai Muslim, kami memikul tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa representasi kami otentik dan diteliti dengan cermat,” kata Khalid, sutradara pemenang penghargaan yang menerima penghargaan di Gen:48 AI Film Festival 2023.
Meskipun penelitian dan pembuatan skrip proyek yang digerakkan oleh Al sama dengan pembuatan film tradisional, Khalid mengatakan, pada fase pembuatan, tim memanfaatkan alat pembuatan gambar AI untuk menghidupkan skenario, kemudian menganimasikan gambar tersebut ke dalam rangkaian video yang kohesif sambil menghasilkan suara karakter menggunakan AI.
“Meskipun evolusinya cepat, AI masih kesulitan dalam menampilkan detail tertentu secara akurat, terutama ketika menciptakan gambar yang menyimpang dari konteks yang didominasi negara-negara Barat,” kata Khalid.
“Menciptakan kembali lingkungan dan budaya spesifik pada zaman Nabi Muhammad menghadirkan serangkaian tantangan unik. Kami harus menggunakan alat AI pengeditan gambar secara ekstensif untuk menyempurnakan gambar yang dihasilkan sesuai kepuasan kami.”
Acara ini memiliki 10 episode, dua di antaranya telah dirilis secara eksklusif di Qalbox oleh MuslimPro. Episode sisanya akan dirilis selama bulan Ramadhan.
“Umpan balik untuk serial ini sangat positif… Upaya pemasaran dan promosi telah menjadikan acara tersebut menjadi salah satu acara dengan kinerja terbaik di Qalbox,” kata Khan.
“Ada banyak antisipasi untuk episode mendatang, dan serial ini telah diterima dengan baik di negara-negara seperti Amerika, Perancis, Indonesia, Inggris, Kanada, dan Malaysia. Tanggapan positif di media sosial, dengan pemirsa yang membagikan serial ini kepada keluarga dan teman, semakin menegaskan dampak dan jangkauannya.” tutup Khan.

(ori)