LANGIT7.ID-, Surabaya- - Syakir Daulay, artis dan pendakwah Gen Z mengingatkan, carilah teman yang tidak hanya membuat tertawa, tetapi juga teman yang membuat bertaqwa.
“Teman yang membuatmu bertaqwa dengan cara ketika ada waktu kosong menggunakan waktu kosong tersebut dengan ibadah dan mencari ridho Allah SWT,” kata Syakir dalam Majelis Subuh GenZI (MSG) di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS).
Kegiatan MSG bertema “Semangat Menyala Bangkitkan Asa” diawali dengan Khotmil Qur’an yang dipimpin KH Muzakky Al-Hafidz.
Pendakwah asal Aceh yang aktif di medsos itu mengatakan agama itu mudah. “Cara Rasulullah untuk mengajari agama itu dengan contoh cinta. Kalau diajari nonton TV dan medsos ya cinta film/kartun dan suka caci maki, tapi kalau dibawa ke ulama ya cinta ulama dan cinta agama,” katanya.
Baca juga:
Keajaiban Terapi Murotal Al-Qur'an: Menekan Stres hingga Turunkan HipertensiBaginya, cara untuk tetap istiqomah beragama itu dengan tiga cinta, yakni cinta kepada Al-Qur’an, cinta Rasulullah, dan cinta kepada keluarga-sahabat Rasulullah.
“Cinta Al-Qur’an itu mudah, karena mukjizat yang abadi adalah Al-Qur’an, bahkan Al-Qur’an sekarang ada dimana-mana, di HP juga ada. Nggak usah langsung baca yang banyak, tapi 1 lembar. Baca Al-Qur’an itu seperti memiliki segala-galanya. Kalau saya, saya PDKT (pendekatan) dengan Al-Qur’an itu dengan baca Al-Waqiah setiap hari, maka sukses, tidak fakir dan tetap dalam ketenangan hidup,” tambahnya.
Untuk cinta Rasulullah, alumni Pesantren Darul Al-Qur’an di Tangerang asuhan Ustadz Yusuf Mansur itu mengajak jamaah MSG sering membaca sholawat agar semangat tetap menyala dan asa tetap bangkit, serta mendapat cahaya Rasulullah.
“Rasululah itu publik figur, jadi artis itu juga jadi publik figur, publik figur itu bisa diikuti dan didengar anak-anak muda, sehingga bermanfaat, asalkan tetap rendah diri dan belajar kepada guru atau siapapun. Guru saya bilang kalau jadi lampu di siang hari itu biasa karena sudah terang, tapi jadi lampu di tempat gelap disitu justru menjadi berharga,” katanya.
Syakir menyatakan pentingnya lingkungan, karena lingkungan itulah yang membuat hati bersih atau kotor. “Muslim yang baik kalau muslim lain atau lingkungannya bisa selamat dari mulut dan tangannya, sering berkumpul dengan orang sholeh dan tidak merendahkan siapapun, apalagi lewat medsos,” katanya.
Syakir yang merantau ke Jakarta sejak SD itu menyatakan pentingnya tujuan hidup kepada ridho Allah dengan sholat, sholawat, dan baca Al-Qur’an.
“Kalau cari ridho Allah, kalau dari muda mencari Allah, maka Allah akan bereskan hidupnya. Kalau tujuan hidup kita adalah Allah, maka Allah tidak pernah mengecewakan. Kita tetap berbuat apa saja, tapi ubah tujuannya kepada Allah,” katanya.
(ori)