LANGIT7.ID-, Jakarta- - Sering dari kita mudah tersulut emosi lalu gampang marah karena hal-hal yang terbilang sepele. Bahkan ada yang tidak sengaja marah, sebab mungkin sudah terbiasa dengan tabiat ini.
Padahal salah satu perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain adalah marah. Orang yang tidak bisa menahan amarahnya termasuk orang yang rugi. Begitupun sebaliknya, orang yang menahan amarahnya akan mendapat banyak keutamaan.
Sebagai seorang Muslim wajib mengetahui bahwa marah adalah perbuatan yang dilarang karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Termaktub dalam Al Quran dan hadits yang menganjurkan umat Islam untuk senantiasa menahan marah.
Allah Swt berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 133-134:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Baca juga:
Jangan Salah Kaprah! Ini Pandangan Ustaz Adi Hidayat Soal Air DoaDalam beberapa hadits disebutkan, di antaranya hadits riwayat Ath-Thabrani.
Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
Artinya: “Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga.”
Hadits lainnya:
“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Dalam ajaran Islam, Rasulullah Saw memberikan pedoman yang bijaksana mengenai pengendalian amarah.
Beliau bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring!” Pesan ini mengandung wawasan mendalam tentang hubungan antara postur tubuh dan kondisi emosional.
Rasulullah menekankan bahwa berdiri memiliki potensi untuk mempercepat timbulnya kemarahan dan ketegangan lebih dari pada ketika seseorang duduk atau berbaring. Ini merupakan seruan untuk memahami bahwa mengubah posisi tubuh dapat memberikan efek positif terhadap kendali emosi, sehingga mampu mencegah konfrontasi yang tidak diinginkan.
Mengenai persoalan menahan amarah ini, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri menerangkan bahwa ada cara untuk menenangkan diri dan jauh dari amarah di sepanjang hari. Cara ini juga bisa mendekatkan diri dengan Allah Swt.
Menurutnya, emosi tidak bisa diselesaikan secara parsial tapi justru intinya yang dibenahi dahulu.
“Inti dari emosi adalah ketika kita kurang mengingat Allah Swt. Jadi kalau nggak mau marah perkuat dzikir dan perkuat dzikir itu dari malam hari. Jadi kuncinya, dzikir di malam hari,” ujar Ustadz Nuzul Dzikri dalam sebuah video dilihat Jumat (30/8/2024).
Ia menambahkan, apabila kita ingin mengontrol emosi kita di sepanjang hari maka syaratnya dari waktu malam melakukan dzikir. “Itu sangat membantu.”
Ustadz Nuzul Dzikri memberi contoh hubungan suami istri dalam rumah tangga biasa terjadi perselisihan, sebaiknya masing-masing jangan mudah marah dan jangan bikin kesal.
“Buat istri jangan bikin kesal suami, istri tugasnya bikin suami bahagia. Caranya? Jaga hubungan baik dengan Allah,” imbuhnya.
(ori)