LANGIT7.ID-, Jakarta- - Festival Film Venice tahun ini menjadi perbincangan hangat. Bukan cuma karena film-film keren yang ditayangkan, tapi juga karena banyak sineas yang angkat suara soal konflik di Gaza. Mereka memanfaatkan momen penerimaan penghargaan untuk mendukung rakyat Palestina dan kritik tindakan Israel.
Sarah Friedland, sutradara Amerika yang kebetulan Yahudi, bikin kejutan saat menerima penghargaan Luigi de Laurentiis untuk film pertama terbaik. Dia bilang, "Sebagai seniman Yahudi Amerika, saya tidak bisa diam aja. Hari ini tepat 336 hari Israel melakukan genosida di Gaza dan sudah 76 tahun mereka menduduki wilayah Palestina."
Friedland nggak berhenti di situ. Dia lanjut, "Kita sebagai pembuat film memiliki tanggung jawab untuk bicara. Kita harus pakai kesempatan ini buat kritik Israel yang seolah kebal hukum. Saya berdiri bersama rakyat Palestina yang sedang berjuang untuk kebebasan mereka."
Film Friedland yang berjudul "Familiar Touch" bukan cuma menang kategori Film Pertama Terbaik, tapi juga bikin dia dipilih jadi Sutradara Terbaik di bagian Horizons. Nggak cuma Friedland, Kathleen Chalfant yang memenangkan Aktris Terbaik juga menyinggung soal perang. Dia berharap konflik mengerikan di sana bisa cepat berakhir.
Omongan Friedland disambut meriah oleh para hadirin yang hadir. Ini terjadi di tengah makin banyaknya kritik dunia terhadap aksi militer Israel di Gaza yang udah berlangsung 11 bulan.
Scandar Copti, sutradara Palestina, juga ikut bersuara saat dia menang penghargaan Skenario Terbaik untuk film "Happy Holidays". Filmnya sendiri bercerita soal empat orang di Haifa yang punya latar belakang beda-beda.
Copti bilang, "Saya berdiri di sini dengan bangga, tapi juga sedih dengan apa yang terjadi 11 bulan terakhir. Kita semua diuji saat melihat pembantaian yang terjadi di Gaza."
Dia menambahkan, "Kejadian ini mengingatkan kita betapa bahayanya penindasan. Itu juga yang jadi tema film kami. Film ini nunjukin gimana cerita-cerita bisa bikin kita bersatu, tapi juga bisa bikin kita nggak peduli sama penderitaan orang lain."
Bukan cuma lewat pidato, banyak juga yang protes dengan cara kreatif. Di pembukaan festival, Lino Musella, aktor Italia, pake kaos "Free Palestine". Laura Morante, aktris lain, milih pake kaftan biru dengan kipas yang ada tulisan "Stop genosida Gaza. Lebih dari 40 ribu orang tewas, 16 ribu di antaranya anak-anak."
Saat pemutaran film "Wolfs" yang dibintangi Brad Pitt dan George Clooney, ada tamu yang nulis "Free Palestine" di pahanya. Keesokan harinya, Neo Sora, sutradara Amerika, pake keffiyeh pas sesi foto film "Happyend". Dia juga pasang pin bendera Palestina di jasnya.
Lia Ouyang Rusli, salah satu produser film, bawa tas tangan yang ada gambar bendera Palestina. Aiko Masubuchi, komposer film, pake keffiyeh merah-putih di bahunya.
Anna Foglietta, aktris Italia, juga ikutan protes. Pas nonton film "The Room Next Door", dia pake pin bentuk hati dengan gambar bendera Palestina. Di pemutaran serial "M: Il figlio del secolo", ada tamu yang pake kaos bertuliskan "Stop pembantaian."
Yang paling bikin heboh, kru film Tunisia "Aicha" bareng-bareng angkat spanduk "Stop genosida." Fabio Testi, aktor Italia, juga bawa papan gede yang tulisannya "16.500 anak tewas di Gaza, stop pembantaian."
Festival ini kena kritik sejak awal. Lebih dari 350 orang di industri film protes karena ada dua film Israel yang diputar. Mereka bilang film-film itu cuma buat nutup-nutupi kejahatan Israel ke Palestina.
Alberto Barbera, bos festival, nggak setuju sama protes ini. Dia bilang festival harus netral dan terbuka buat semua orang dengan pandangan politik yang beda-beda.
Israel udah bikin banyak korban di Palestina. Dari 40 ribu sampe 186 ribu orang tewas, kebanyakan anak-anak dan perempuan. Ribuan lagi masih ketimbun reruntuhan. Sekitar 94 ribu orang luka-luka, dan hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa ngungsi. Sayangnya, serangan Israel ke Gaza masih terus berlanjut, udah 388 hari nggak berhenti.
(lam)