LANGIT7.ID-, Jakarta- - Dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi syariah, Indonesia perlu memperkuat sektor riset dan inovasi. Hal ini menjadi salah satu poin kunci yang mengemuka dalam diskusi "Academic View 2025: Masa Depan BUMN dan Keuangan Syariah di Era Pemerintahan Baru" yang berlangsung Kamis, 3 Oktober 2024.
Arif Satria, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), menyoroti pentingnya membangun ekosistem inovasi yang kuat. Mengambil contoh dari Singapura, ia menjelaskan, "Singapura di-support R&D yang kuat. NUS (National University of Singapore) memiliki satu ekosistem inovasi yang sangat dahsyat." Keunggulan Singapura dalam hal ini tercermin dari peringkat tertinggi mereka di kategori "pharmaceuticals and cosmetics" di antara 10 besar daftar Global Islamic Economy Indicator (GIEI), dengan skor mencapai 79,9.
Selain fokus pada riset dan inovasi, Satria juga menekankan potensi besar Indonesia dalam sektor pariwisata halal atau "muslim friendly travel". Meskipun saat ini Indonesia hanya memiliki skor 60,7 dalam aspek ini, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari negara-negara seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Turki. "Maskapai seperti Etihad, Emirates, dan Turkish Airlines telah berhasil mengangkat reputasi mereka ke level yang luar biasa. Keberhasilan ini tak lepas dari strategi mereka menjadikan negaranya sebagai pusat transit penerbangan global," jelas Satria.
Kedua negara tersebut berhasil meraih skor tertinggi dalam aspek pariwisata ramah Muslim, masing-masing sebesar 136,2 dan 161,8.
Meski Indonesia saat ini bertengger di posisi ketiga berdasarkan GIEI, di bawah Malaysia dan Arab Saudi, masih ada banyak ruang untuk peningkatan. Satria menekankan bahwa indikator travel halal sangat terkait dengan bagaimana industri pendukung, khususnya maskapai penerbangan, memberikan dukungan yang kuat.
Untuk meningkatkan posisinya dalam ekonomi syariah global, Indonesia perlu memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah dalam riset dan pengembangan produk halal. Selain itu, pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata halal, termasuk sektor penerbangan, juga menjadi prioritas. Inovasi dalam produk-produk bernilai ekonomi tinggi, seperti farmasi dan kosmetik halal, juga perlu didorong.
Dengan pendekatan yang tepat dan fokus pada pengembangan sektor-sektor strategis ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya dalam ekonomi syariah global dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat.
(lam)