Bata Ekspose Tempel, Kiat Mudah Hadirkan Gaya Vintage Dinding Rumah

LANGIT7.ID, Semarang - Pembangunan rumah modern saat ini banyak yang menghadirkan gaya vintage lewat bata ekspose. Pada beberapa sisi bangunan, juga interior seperti ruang tamu, dapur dan ruang keluarga, dinding memperlihatkan batu bata alih-alih licin mulus dengan cat tembok.

Juga pada bagian dalam, di luar pun seperti di teras rumah, pintu gerbang dan pagar, juga sama.

Sebenarnya batu bata yang terlihat dari luar itu bukan merupakan batu bata konvensional yang dijumpai di toko material. Ini adalah teknik finishing dinding dengan hasil akhir mengekspose bata.

Sebagai finishing dinding, bata ekspose beda dengan bata konvensional, hasil cetakan lebih presisi, tidak ada lubang-lubang dan permukaan lebih halus.

Ada dua jenis teknik menghadirkan bata ekspose ini, yakni cara konvensional, memang ditanam di tembok, atau dipasang pada saat membangun tembok dari nol. Untuk itu pengerjaan harus rapi dan dibutuhkan presisi tinggi.

Jenis kedua adalah yang berbentuk lebih pipih. Tipe kedua bisa dibilang pelapis dinding yang sekadar ditempel setelah konstruksi dinding batu bata selesai dibuat.

Menurut agen bata ekspose tempel asal Purbalingga, Indra Maulana, bata ekspose ini terinspirasi dari rumah adat di Bali. Rupanya di Pulau Dewata, semua lapisan masyarakat baik itu masyarakat kelas bawah sampai berada, hampir semua rumah menggunakan bata ekspose.

Hanya saja, tampilan bata ekspose di Bali adalah hasil tampilan bata konvensional yang dipasang sangat rapi dan presisi.

“Di Bali, masyarakat dalam membangun rumah tidak terburu-buru, tapi menunggu momen-momen tertentu berdasar kepercayaan masyarakat, sehingga pengerjaannya bagus, dan estetikanya terlihat,” kata Indra kepada Langit7.Id, Jumat (17/9).

Bata ekspos adat Bali ini, kata Indra, yang kemudian menginspirasi para perajin skala rumahan untuk memproduksi bata ekspose tempel.

Karena sifatnya ditempel, maka ia bukan pembentuk tembok. Konstruksi dinding bata konvensional mesti dibangun dulu, baru setelah itu diplester dan dipasang bata tempel.

“Bata ekspose tempel ini pemasangannya lebih mudah, seperti memasang keramik di dinding," ujarnya.

Sedangkan bata ekspose yang sekaligus menyatu dalam tembok, menurut Indra, harus dikerjakan tukang yang benar benar ahli karena butuh ketelitian dan presisi tinggi,”.

Saat ini, Indra, memilih khusus hanya menjual dan melayani pemasangan bata ekspose tempel.

Satu batu bata ekspose tempel, dibanderol antara Rp3.000-Rp4.000,atau Rp85.000/meter persegi.

Ia menawarkan dua model, jenis tempel menggunakan list dan model persegi biasa.

Harga bata ekspose sedikit lebih mahal dari bata konvensional yang paling tinggi hanya dibanderol Rp1.000 per buah.

Jika tembok sudah jadi dan dicat apakah bisa dipasang bata tempel? Indra memastikan masih bisa. Caranya dengan membuat sedikit rongga pada bagian tembok agar bata tempel bisa melekat

“Terkait biaya, jika rumah tersebut sejak awal dirancang untuk bata ekspose tempel, sebenarnya akan lebih murah. Saat ini perkembangannya bagus, pasar sudah ada, tapi memang belum jadi tren,” cerita warga Desa Kemangkon, 200 meter dari Bandara Jenderal Sudirman ini.

Namun ia optimistis dengan masa depan bata ekspos tempel. "Rumah modern minimalis sudah banyak yang memadukan dengan sentuhan tradisional, seperti pemasangan bata ekspose tempel, dan juga penambahan gebyok, memberi kesan vintage meski kekinian” ucapnya.