Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Sabtu, 18 Januari 2025
home global news detail berita

Imam Nawawi Ajarkan 3 Adab Ini kepada Penghafal Al Qur'an

ahmad zuhdi Sabtu, 18 September 2021 - 19:44 WIB
Imam Nawawi Ajarkan 3 Adab Ini kepada Penghafal Al Qur'an
Ilustrasi muslim cilik tengah membaca Al Quran dan menghafalnya. Foto: Langit7.id/iStock
LANGIT7.ID, Jakarta - Imam Nawawi Ajarkan 3 Adab Ini kepada Para Penghafal Qur'an

Dalam banyak ayat Al Quran dan hadits Nabi SAW, banyak keutamaan bagi para pengajar dan penghafal Al Qur'an. Di antaranya dalam Surat Fathir ayat 29-30, Allah memberikan anugerah kepada orang-orang yang selalu membaca Al Quran dan melaksanakan shalat serta menginfakkan sebagian hartanya.

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al Quran) dan melaksanakan shalat menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri."

Begitupun dalam hadits masyhur (terkenal) yang diriwayatkan Utsman bin Affan Ra, Rasulullah mengatakan, khoirukum man ta'allamal Qur'an wa allamahu (Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari dan mengajarkan Al Quran).

Sebagai pembelajar dan penghafal Al Quran, tentu ada adab-adab yang penting diperhatikan. Imam Nawawi Al Dimasyqi dalam kitab At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur'an menjelaskan beberapa adab bagi para penghafal Al Quran yang perlu diperhatikan. Mengingat Al Quran bukan kitab bacaan buatan manusia, melainkan kumpulan firman Allah Yang Maha Suci.

1. Menyucikan hati dan diri

Saat mendatangi guru ataupun majelis Al Quran berpenampilan sempurna serta menjauhkan diri dari hal-hal tercela yang bertolak belakang dengan ajaran Al Quran. Sikap tersebut juga termasuk membersihkan diri dari segala penyakit hati seperti iri, dengki, hasad, dan penyakit hati lainnya. Hati yang bersih menandakan bahwa diri tersebut siap menerima segala keberkahan ilmu dari para guru.

Hal ini dilakukan semata-mata untuk memuliakan Al Quran yang akan dipelajari. Menyiapkan penampilan yang sempurna serta hati yang bersih merupakan wasilah agar dibukakannya kemudahan dalam memahami Al Quran.

Penyucian diri dari segala dosa sangat penting. Salah satu kisah populer yang dapat diambil hikmahnya yaitu kisah Imam Syafii yang mengadukan kualitas hafalannya kepada guru beliau Imam Waki’:

شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ # فَأَرْشَدَنِيْ إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِيْ
وَأَخْبَرَنِيْ بِأَنَّ الْعِلْمَ نُوْرٌ # وَنُوْرُ اللهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِيْ

"Aku (Imam Syafi‟i) mengadu kepada Kiai Waqi‟ tentang buruknya hafalan. Lalu beliau menasehatiku agar meninggalkan perbuatan maksiat. Karena sesungguhnya hafalan itu anugerah dari Allah. Sedangkan Allah tidak memberikan anugerah hafalan kepada orang yang ahli maksiat."

2. Konsentrasi belajar

Imam Nawawi berpendapat bagi penghafal Al Quran harus menjauhi hal-hal yang menyibukkan kecuali melakukan hal yang berkaitan dengan belajar dan untuk suatu kebutuhan.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan pula oleh Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin bahwa apabila pikiran peserta didik telah terbagi maka kurangilah kesanggupannya untuk mendalami ilmu pengetahuan.

Bagi seseorang penghafal Al Quran proses mengulang bacaan merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan, kesungguhan dan kesabaran yang tinggi, kecerdasan saja tidak cukup. Konsentrasi penuh sangat diperlukan, terlebih hal ini akan semakin sulit dilakukan saat berada apa situasi dan kondisi yang kurang mendukung.

Dalam perjalanan menghafal Al Quran bukan mereka yang memiliki memiliki IQ tinggi ataupun kecerdasan di atas rata-rata yang mampu menyelesaikan hafalan. Namun, mereka yang sungguh-sungguh serta konsentrasi penuh saat proses menghafal lah yang akan sampai pada target.

Sekalipun seseorang memiliki IQ di atas normal, namun jika tidak dibarengi dengan keseriusan dalam belajar, maka tinggal menunggu kegagalan dalam proses belajarnya. Hal ini membuktikan bahwa kecerdasan yang tinggi bukan faktor utama bagi seseorang untuk menyelesaikan hafalannya.

3. Komitmen dalam belajar

Komitmen merupakan sikap seseorang yang mencerminkan kemantapan kemauan, keteguhan sikap, kesungguhan, dan tekad untuk berbuat yang lebih baik. Dalam hal ini Imam Nawawi menekankan kepada penghafal Al Quran untuk gemar dan tekun menuntut ilmu.

Khususnya bagi penghafal Al Quran yang memiliki kontrak seumur hidup untuk mengulang-ulang hafalannya agar tetap terjaga. Jika sikap konsisten ini tidak ada dalam diri penghafal Al Quran maka akan sulit untuk menyelesaikan hafalannya.

Karena sering kali saat proses menghafal Al Quran ditemui berbagai macam kendala, baik itu jenuh karena harus selalu mengulang hafalan ataupun lingkungan yang kurang kondusif untuk mengaji. Demikian dikutip dari berbagai sumber.

(asf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Sabtu 18 Januari 2025
Imsak
04:19
Shubuh
04:29
Dhuhur
12:07
Ashar
15:30
Maghrib
18:19
Isya
19:33
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan