Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 21 Maret 2025
home masjid detail berita

Kisah Siti Halimah: Rezekinya Melimpah setelah Memutuskan Menyusui Bayi Muhammad yang Yatim

miftah yusufpati Senin, 10 Februari 2025 - 05:15 WIB
Kisah Siti Halimah: Rezekinya Melimpah setelah Memutuskan Menyusui Bayi Muhammad yang Yatim
Pada saat masih bayi Nabi Muhammad SAW disusui Halimah. Ilustrasi: Ist
LANGIT7.ID-Tatkala masih bayi, Nabi Muhammad SAW disusui Halimah. Mengapa begitu? Ini adakah adat kaum bangsawan Arab di Makkah kala itu. Jika memiliki bayi mereka akan mencari orang yang menyusui bayi itu. Biasanya perempuan yang menyusui itu dari Keluarga Sa'ad (Kabilah as Sa’diyah).

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" memaparkan pada hari kedelapan sesudah dilahirkan bayi anak bangsawan Makkah itu dikirim ke pedalaman dan baru kembali pulang ke kota sesudah ia berumur delapan atau sepuluh tahun.

Sementara masih menunggu orang yang akan menyusukan itu, Siti Aminah menyerahkan anaknya kepada Thuwaiba, budak perempuan pamannya, Abu Lahab.

Selama beberapa waktu ia disusukan, seperti Hamzah yang juga kemudian disusukannya. Jadi mereka adalah saudara susuan.

Baca juga: Tobat Para Nabi yang Diabadikan dalam Al-Quran , Termasuk Nabi Muhammad SAW

Halimah bint Abi-Dhua'ib

Akhirnya datang juga wanita-wanita keluarga Sa'ad yang akan menyusukan itu ke Makkah. Mereka mencari bayi yang akan mereka susukan. Akan tetapi, menurut Haekal, mereka menghindari anak-anak yatim. Soalnya dari anak-anak yatim sedikit sekali yang dapat mereka harapkan.

Oleh karena itu di antara mereka itu tak ada yang mau mendatangi bayi Siti Aminah. Mereka akan mendapat hasil yang lumayan bila mendatangi keluarga yang dapat mereka harapkan.

Halimah bint Abi-Dhua'ib yang pada mulanya menolak menyusui bayi Siti Aminah, seperti yang lain-lain juga, menurut Haekal, ternyata tidak mendapat bayi lain sebagai gantinya.

Di samping itu karena dia memang seorang wanita yang kurang mampu, ibu-ibu lain pun tidak menghiraukannya.

Hanya saja, setelah sepakat mereka akan meninggalkan Makkah, Halimah berkata kepada Harith bin Abd'l-'Uzza suaminya: "Tidak senang aku pulang bersama dengan teman-temanku tanpa membawa seorang bayi. Biarlah aku pergi kepada anak yatim itu dan akan kubawa juga."

"Baiklah," jawab suaminya. "Mudah-mudahan karena itu Tuhan akan memberi berkah kepada kita."

Halimah kemudian mengambil bayi Siti Aminah dan dibawanya pergi bersama-sama dengan teman-temannya ke pedalaman.

Baca juga: Iblis Percaya Akan Wujud Allah: Selain Nabi Muhammad, Hanya Iblis yang Berdialog dengan Tuhan
Dalam buku "Harta Nabi" karya Abdul Fattah as-Saman dijelaskan, sejak Halimah mengambil Muhammad yang masih bayi untuk disusui, dia membawa beliau pulang dengan menggunakan kendaraannya.

Bayi itu diletakkan Halimah di pangkuannya untuk kemudian disusui.

Seketika, susu yang deras keluar dan beliau dapat minum hingga kenyang. Saudara sepersusuannya juga minum bersama beliau hingga kenyang. Lalu, keberkahan demi keberkahan pun meliputi Halimah dan suaminya.

Suatu hari ketika suami Halimah hendak memerah susu keledai betinanya, susu segar melimpah dari keledai betina tersebut. Halimah beserta suaminya pun minum dengan cukup dan merasa diselimuti dengan kebaikan sepanjang malam.

Menjelang pagi, suami Halimah berkata, “Tahukah kamu, wahai Halimah? Kamu telah mengambil bayi yang penuh dengan berkah.”

Halimah pun menjawab, “Demi Allah, sungguh aku mengharapkan hal itu terjadi (dan terjadi).”

Dalam kisah lainnya, Halimah pergi dengan keledai betina sambil menggendong Muhammad. Namun, jika diukur dari batas nalar logika, Halimah sadar bahwa seharusnya keledai betinanya tak akan mampu menempuh jarak dari perjalanan yang menurut dia jauh tersebut.

Halimah pun diingatkan teman-temannya agar berhati-hati dalam menempuh perjalanan. Sebab, batas kemampuan si keledai betina kemungkinan tak akan sekuat itu.

Halimah pun menjawab, “Demi Allah, sungguh keledai betina itu menyimpan rahasia.”

Baca juga: Konflik Politik Islam dengan Yahudi di Madinah: Rencana Membunuh Nabi Muhammad SAW

Haekal juga menulis, sejak diambilnya anak itu Halimah merasa mendapat berkah. Ternak kambingnya gemuk-gemuk dan susunyapun bertambah. Tuhan telah memberkati semua yang ada padanya.

Selama dua tahun Sayyidina Muhammad tinggal di sahara, disusukan oleh Halimah dan diasuh oleh Syaima', puterinya.

Udara sahara dan kehidupan pedalaman yang kasar menyebabkannya cepat sekali menjadi besar, dan menambah indah bentuk dan pertumbuhan badannya.

Setelah cukup dua tahun dan tiba masanya disapih, Halimah membawa anak itu kepada ibunya dan sesudah itu membawanya kembali ke pedalaman.

Dua tahun lagi anak itu tinggal di sahara, menikmati udara pedalaman yang jernih dan bebas, tidak terikat oleh sesuatu ikatan jiwa, juga tidak oleh ikatan materi.

(mif)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 21 Maret 2025
Imsak
04:32
Shubuh
04:42
Dhuhur
12:04
Ashar
15:14
Maghrib
18:07
Isya
19:15
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan