LANGIT7.ID-, - Pasukan Israel telah mundur dari Koridor Netzarimzon, yakni zona militer yang memotong bagian utara dan selatan Jalur Gaza.
Ratusan warga Palestina yang berada di dalam mobil dan gerobak yang membawa kasur dan barang-barang lainnya mulai kembali ke Gaza utara, setelah penarikan pasukan Israel dari Koridor Netzarimzon.
Penarikan tersebut sejalan dengan perjanjian
gencatan senjata Israel-Hamas pada 19 Januari lalu, yang mana sejauh ini 16 sandera Israel dan 566 tahanan Palestina telah dibebaskan.
Pada akhir tahap pertama
gencatan senjata dalam waktu tiga minggu, sebanyak 33 sandera dan 1.900 tahanan diperkirakan telah dibebaskan. Israel mengatakan, delapan dari 33 orang tewas.
Setidaknya ada 48.189 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza. Sekira dua pertiga bangunan di Gaza telah rusak atau hancur akibat serangan Israel, kata PBB. Sebagaimana melansir BBC, Senin (10/2/2025).
![Israel Tarik Mundur Pasukan dari Perbatasan Gaza Utara-Selatan]()
Pada hari Minggu (9/2/2025), kerumunan warga Palestina terlihat melintasi Koridor Netzarim, sebagian besar bergerak ke utara untuk melihat apa yang terjadi pada rumah mereka yang ditinggalkan.
"Apa yang kami lihat adalah sebuah bencana, kehancuran yang mengerikan. Pendudukan [Israel] menghancurkan semua rumah, toko, lahan pertanian, masjid, universitas dan gedung pengadilan," kata Osama Abu Kamil, seorang warga al-Maghraqa di utara Netzarim, kepada kantor berita AFP.
Meski warga Paletina bisa kembali ke "rumah" mereka namun sayang tidak ada lagi bangunan tempat tinggal yang dahulu mereka tempati. Seperti yang terjadi pada salah seorang pria berusia 57 tahun, yang terpaksa tinggal selama lebih dari setahun di kota Khan Yunis, Gaza selatan. Dia mengatakan, berencana untuk mendirikan tenda di samping reruntuhan rumahnya, sebagai tempat tinggal bersama istri dan anak-anaknya.
“Kami tidak punya pilihan,” ujar pria itu.
Mahmoud al-Sarhi, seorang warga Palestina lainnya, mengatakan kepada AFP bahwa baginya "tiba di Koridor Netzarim berarti kematian hingga pagi ini".
Dia mengatakan ini adalah “pertama kalinya saya melihat rumah kami hancur”, mengacu pada rumahnya di dekat daerah Zeitun.
“Seluruh kawasan ini hancur. Saya tidak bisa tinggal di sini,” tambahnya.
Sekira 700.000 penduduk Gaza utara melarikan diri ke wilayah selatan pada awal perang, ketika militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi massal sebelum melancarkan invasi darat ke wilayah Palestina.
Banyak dari mereka yang mengungsi kemudian terpaksa pindah beberapa kali setelah pasukan Israel juga masuk ke Gaza selatan.
Mereka juga dilarang kembali ke rumah mereka melalui Koridor Netzarim, yang membentang dari perbatasan Gaza-Israel hingga Laut Mediterania.
Pasukan Israel sebagian mundur dari barat koridor bulan lalu, dan warga Palestina untuk kali pertama setelah sekian lama akhirnya diizinkan berjalan di sepanjang pesisir Jalan Rashid, saat mereka menyeberang ke Gaza utara.
(lsi)