LANGIT7.ID-Jakarta; Puasa intermiten, yang juga dikenal sebagai makan dengan batasan waktu, yang melibatkan pergantian antara periode puasa dan makan menunjukkan bahwa pola makan ini bermanfaat untuk menurunkan berat badan, kesehatan kardiovaskular, dan mencegah diabetes.
Namun, sedikit yang diketahui tentang potensi efek sampingnya, terutama bagaimana diet tersebut memengaruhi kesehatan jangka panjang orang dewasa muda.
"Puasa intermiten biasanya dianggap bermanfaat bagi sel beta, jadi kami terkejut menemukan bahwa tikus muda menghasilkan lebih sedikit insulin setelah puasa yang diperpanjang," ujar salah satu penulis utama Leonardo Matta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa jangka pendek selama 5 minggu bermanfaat untuk semua usia. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk mempertimbangkan durasi puasa intermiten pada orang dewasa yang lebih muda untuk mengurangi risiko diabetes.
"Studi kami menegaskan bahwa puasa intermiten bermanfaat bagi orang dewasa, tetapi mungkin mengandung risiko bagi anak-anak dan remaja. Langkah selanjutnya adalah menggali lebih dalam mekanisme molekuler yang mendasari pengamatan ini. Jika kita lebih memahami cara meningkatkan perkembangan sel beta yang sehat, hal itu akan membuka jalan baru untuk mengobati diabetes dengan memulihkan produksi insulin," ujar peneliti sekaligus profesor di Universitas Teknik Munich, Stephan Herzig.(*)
(lam)