LANGIT7.ID-Jakarta; Bulan suci Ramadan telah tiba. Momentum ini diharapkan bisa menjadi ajang untuk saling bermaafan dan berbagi kebahagiaan. Hal ini disampaikan oleh KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya dalam ceramahnya.
Menurut Buya Yahya, para ulama salafuna saleh menjadikan bulan Ramadan seperti memasuki hari raya Idul Fitri dengan saling berkunjung dan memberi hadiah. Tradisi ini masih dilestarikan di berbagai daerah, seperti di Jawa Timur yang dikenal dengan istilah "megengan", di mana masyarakat saling mengundang untuk kenduri dan sedekah makanan.
"Itu adalah sunah agar di bulan Ramadan hati kita sudah legowo. Kita saling mengundang makan, kemudian kalau bertemu mengucapkan selamat bulan Ramadan," terang Buya Yahya, dikutip dari YouTube pribadinya @buyayahyaofficial, Minggu (2/3/2025).
Momentum Untuk Mempererat Hubungan Suami IstriBuya Yahya menekankan pentingnya momen Ramadan sebagai kesempatan untuk saling memaafkan, terutama bagi pasangan suami istri yang mungkin selama ini kurang harmonis. "Di bulan Ramadan ini, jadikan alasan untuk meminta maaf meski kadang ada rasa gengsi," ujarnya.
Menurut Buya Yahya, keharmonisan rumah tangga dapat membuat ibadah puasa menjadi lebih nikmat. "Kalau suami istri indah, puasa mantap, tarawih bareng-bareng, canda ria, masak pun tak terasa capek," ungkapnya.
Ia menggambarkan bagaimana istri yang mencintai suaminya akan melakukan pekerjaan rumah tangga dengan penuh keikhlasan meski di tengah panasnya udara bulan Ramadan. Begitu pula dengan suami yang bekerja di bawah terik matahari tetap bersemangat karena akan bertemu dengan istri yang dicintai di rumah.
Membersihkan Hati Selama RamadanBuya Yahya mengajak masyarakat untuk membuka pintu maaf selama Ramadan, tidak hanya kepada pasangan tetapi juga kepada saudara, sanak kerabat, terutama orang-orang yang bermasalah dengan kita.
"Jangan sampai kita puasa di bulan Ramadan tapi masih menyimpan sakit hati. Ini termasuk persiapan batin agar hati kita tentram dan indah," kata Buya Yahya.
Menurutnya, dengan hati yang bersih, setiap aktivitas terasa nikmat karena kita berkumpul dengan orang yang kita cintai dan rindukan, baik itu sahabat, sanak kerabat, dan saudara.
Buya Yahya menjelaskan bahwa tradisi saling berbagi hadiah di bulan Ramadan adalah bagian dari ajaran yang dicontohkan oleh para ulama terdahulu. "Beri hadiah yang bermanfaat, hadiah untuk Ramadan, kita siapkan kurma untuk berbuka," tambahnya.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga menyinggung pentingnya menciptakan suasana yang harmonis dan saling mendukung antara suami dan istri selama menjalani ibadah puasa. Kondisi hati yang tenang dan damai akan membuat ibadah puasa terasa lebih bermakna dan nikmat.
"Ketika hati indah, kita bertemu dengan orang yang kita rindukan, sahabat, sanak kerabat, saudara, handai tolan, semuanya akan terasa indah," ujar Buya Yahya.
Persiapan spiritual selama Ramadan menjadi fokus utama. Membersihkan hati dari dendam dan kebencian merupakan langkah penting untuk memaksimalkan ibadah di bulan suci ini.
Buya Yahya mengajak masyarakat untuk menjadikan tradisi berbagi makanan dan berkumpul bersama keluarga sebagai media untuk saling bermaafan dan mempererat tali silaturahmi selama bulan puasa.
"Sebagian para salafuna saleh di bulan Ramadan ini yang ia lakukan adalah saling tukar-menukar hadiah," tutup Buya Yahya mengingatkan kembali tentang pentingnya berbagi kebahagiaan dalam menjalani ibadah di bulan suci Ramadan.
(lam)