LANGIT7.ID-Jakarta; Kelompok militan Hamas pada Kamis memperbarui tuntutan agar pasukan Israel menarik diri dari Gaza selatan, menuduh Israel berusaha melanggar ketentuan gencatan senjata dalam pembicaraan mengenai tahap berikutnya dari kesepakatan tersebut.
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan kepada Media Internasional bahwa pasukan Israel seharusnya sudah menarik diri dari jalur tanah di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir berdasarkan fase pertama gencatan senjata yang dimulai pada 18 Januari.
Hamas menuduh Israel tetap mempertahankan pasukan di Koridor Philadelphi yang strategis. Israel bersikeras bahwa mereka perlu mempertahankan kendali atas koridor tersebut untuk mencegah penyelundupan senjata ke wilayah Palestina dari Mesir.
Qassem mengindikasikan bahwa koridor tersebut telah menjadi salah satu titik penghambat dalam pembicaraan yang dimediasi Qatar-AS di Doha mengenai fase berikutnya dari gencatan senjata.
"Laporan menunjukkan proposal baru sedang diajukan yang bertujuan mengelakkan kesepakatan Gaza," kata Qassem kepada Media Internasional.
"Pertemuan terus berlanjut dengan mediator di Doha. Kami berpegang pada apa yang telah disepakati dan untuk masuk ke fase kedua," tambahnya.
Namun dia menegaskan bahwa Israel juga harus memenuhi kewajibannya "menarik diri dari seluruh Jalur Gaza" dan "mulai penarikan dari Koridor Philadelphi" agar kesepakatan fase kedua untuk mengakhiri perang yang dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 bisa tercapai.
"Israel belum melaksanakan protokol kemanusiaan dari kesepakatan Gaza," tambah Qassem. Israel telah menghentikan bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza sejak 2 Maret untuk mendukung tuntutannya agar Hamas membebaskan semua sandera yang tersisa yang ditahan sejak serangan 2023.
"Kami tidak ingin kembali berperang lagi, dan jika pendudukan melanjutkan agresinya, kami tidak punya pilihan selain membela rakyat kami," kata juru bicara tersebut.
Fase pertama gencatan senjata berakhir pada 1 Maret tanpa kesepakatan tentang tahapan berikutnya. Israel hanya setuju untuk memperpanjang ketentuan fase pertama gencatan senjata.
Fase kedua dimaksudkan untuk mengarah pada penarikan pasukan Israel dari Gaza sebagai bagian dari proses mengakhiri perang yang telah menghancurkan Gaza dan menewaskan puluhan ribu orang.
Negosiator Israel pergi ke Doha minggu ini untuk mengambil bagian dalam pembicaraan tersebut.
Media Israel mengatakan pada Kamis bahwa Israel telah meminta beberapa sandera yang masih hidup dan meninggal, dari 58 orang yang masih belum diketahui keberadaannya di Gaza, untuk diserahkan sebagai ganti perpanjangan gencatan senjata selama 50 hari.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut laporan tersebut sebagai "berita palsu."
(lam)